Target Uji Klinis Vaksin Merah Putih Buatan Unair Mundur, Rektor Mulai Pesimis

- 3 Agustus 2021, 06:40 WIB
Dokumentasi vaksinasi massal
Dokumentasi vaksinasi massal /Zona Surabaya Raya/Humas Pemkot Surabaya

ZONA SURABAYA RAYA – Target tahapan uji klinis Vaksin Merah Putih buatan Universitas Airlangga (Unair) harus mundur dari jadwal. Sebab, penelitian Vaksin Merah Putih tengah berpacu dengan vaksinasi masal.

Vaksin Merah Putih sendiri, seharusnya memasuki tahapan uji klinis pada bulan Agustus tahun ini. Tapi rencana itu sepertinya batal dilaksanakan.

Ketua Tim Riset Vaksin MP Prof. Ni Nyoman Tri Puspaningsih mengatakan, uji klinis vaksin akan dilakukan bulan Sepetember.

 Baca Juga: Nasib Vaksin Merah Putih tak Jelas, Ketua Tim Unair: Agustus Uji Coba ke Manusia

“Mundur sebulan dari rencana awal, karena ada hambatan dalam penyediaan laboratorium BSL-3. Tempat itu digunakan untuk meneliti virus corona,” terang Prof. Nyoman, Senin, 03 Agustus 2021.

Hingga kemarin, Unair masih melakukan proses penelitian pada tahap uji pre klinis 2, yakni penyuntikan vaksin pada hewan makaka.

Hewan makaka itu dikelompokan menjadi empat, yaitu hewan dengan usia anak, remaja, dewasa dan makaka yang hamil.

Baca Juga: Alumni Unair Surabaya Saweran Rp100 Ribu agar Bisa Beli Mobil Ambulan untuk Rumah Sakit 

Dari penyuntikan itu tim riset akan melihat respon imun makaka. Kemudian imun hewan itu akan diuji tantang dengan virus covid-19.

”Virus yang dipakai dengan varian terbaru. Namun sebelum dilakukan uji tantang, makaka terlebih dulu dilakukan screening ketat. Tujuannya untuk mengetahui kesehatan hewan tersebut,” ujarnya.

Vaksin Merah Putih sendiri terbuat dari inactivated virus. Sebuah vaksin dengan metode melemahkan virus corona, kemudian virus yang lemah itu, disuntikan ke tubuh manusia guna menciptakan imun.

Baca Juga: Muncul Varian Virus Lambda, Ini Analisa Pakar Kesehatan Unair

“Selain Vaksin MP, Unair juga tengah mengembangkan vaksin berbasis adenovirus,” ungkpanya.

Prof. Nyoman mengatakan, bahwa vaksin adenovirus menggunakan platform viral vektor. Platform ini sama dengan metode yang dipakai Vaksin Astrazeneca.

“Adenovirus pada Vaksin Astrazeneca menggunakan spike strange Wuhan. Kemudian peneliti Unair mengembangkannya dengan menggunakan varian mutan Delta. Penelitian itu masih berjalan. Belum ada hasilnya,” jelasnya.

Baca Juga: Simak 4 Aspek Penting Aman dan Nyaman saat Isoman ala Pakar Unair Surabaya

Sementara itu, Rektor Unair Prof. M. Nasih mengatakan, molornya uji klinis tahap 1 di karena terkendala fasilitas laboratorium BSL-3 di Bogor.

“Untuk menyelesaiakan masalah itu, Unair berkerjasama dengan Balai Karantina Sumber Daya Alam (BKSDA) Jatim. Kemudian Unair juga menggunakan fasilitas laboratorium Animal BSL-3 miliknya sendiri, agar pre-klinis tahap 2 segera selesai,” ungkap Prof. Nasih.

Selain itu, Prof. Nasih menjelaskan, ada beberapa bahan yang harus didatangkan dari luar negeri. Kedatangan bahan yang lama, membuat molornya uji pre klinis tahap 2.

Baca Juga: Pakar Kesehatan Masyarakat Unair: Susu Bukan Satu-satunya Sumber Pemenuhan Zat Gizi

“Ya tapi molor dalam sebuah penelitian masih wajar,” ujarnya.

Unair juga mengejar penyelesaian vaksin sebelum herd immunity terjadi. Sehingga vaksin Merah Putih bisa berkontribusi dalam menciptakan herd immunity.

Meski begitu, Prof. Nasih tidak terlalu berharap, bahwa vaksin Merah Putih bisa digunakan untuk mengejar herd immunity. Sebab, dia belajar dari penglaman ketika obat covid-19 yang diteliti Unair justru dipersulit pemerintah.

Baca Juga: Ciptakan Metode Lukis Baru bagi Tuna Netra, Magister Manajemen Unair Gunakan Cat Beraroma Khusus

“Memang lebih cepat selesai semakin baik. Tapi kalau terlambat mau bagaimana lagi,” ungkapnya.

Sedangkan terkait penelitian vaksin berbasis adenovirus, Nasih masih mencari investor untuk memberikan bantuan penelitian. Namun bila tidak ada pendanaan, Unair tetap akan melanjutkan penelitian dengan kemampuan yang ada.

“Setidaknya masih bisa jadi jurnal,” tutupnya.***

Editor: Ali Mahfud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah