Pakar Epidemiologi Unair: Buka Sekolah Tatap Muka, Angka Positif Harus Kurang Dari Lima Persen

- 19 Juni 2021, 15:05 WIB
Pakar Biostatistika Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Dr. Windhu Purnomo, dr., MS
Pakar Biostatistika Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Dr. Windhu Purnomo, dr., MS /Zona Surabaya Raya/Laut Biru

ZONA SURABAYA RAYA - Pakar Biostatistika Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Dr. Windhu Purnomo, dr., MS., meminta meninjau ulang kebijakan pembelajaran tatap muka yang akan dimulai pada Juli mendatang.

Menurutnya, saat PTM dibuka, bisa terjadi mobilitas tak terkontrol yang dilakukan oleh para siswa dan memiliki resiko tinggi terjadi penularan virus.

Pasalnya, sampai saat ini angka konfirmasi positif Covid-19 terus melonjak di beberapa daerah di Indonesia.

“Jadi kalau kita nekad melakukan pembukaan PTM, kita sengaja membuat para siswa bergerak ke sekolah. Kemudian di sekolah mereka berinteraksi dengan orang lain dan yang paling berbahaya adalah saat di perjalanan dari rumah ke sekolah kemudian pulang dari sekolah menuju rumah. Justru itu lah yang berisiko tinggi,” jelas Windhu, Sabtu 19 Juni 2021.

Windhu mengatakan, bahwa PTM bukan sekedar masalah siswa dan sekolah, melainkan juga masalah keluarga di rumah dan lingkungan sekitar di luar sekolah.

Baca Juga: Jual Perabotan Rumah Tangga di Medsos, Pinkan Mambo Curhat Suami Di-PHK dan Tinggal di Rumah Kontrakan

“Anak-anak usia di bawah 18 tahun itu relatif imunitasnya baik. Kecuali bila mereka punya komorbid, itu yang bisa berisiko meninggal ketika  mereka (anak-anak, Red) tertular yang punya kelainan bawaan saat lahir, dan seterusnya. Secara umum anak-anak itu lebih sehat. Kenapa? Karena daya tahan tubuh mereka relatif lebih bagus karena masih muda,” ucapnya.

“Jika mereka tertular mungkin hanya sakit ringan atau tanpa gejala, tetapi mereka akan membawa virusnya pulang ke rumah, padahal yang ada di rumah mungkin ada bapak-ibu atau kakek-neneknya yang umurnya sudah di atas 60 tahun, mungkin ada kerabat atau kakaknya yang mempunyai komorbid,” sambungnya.

Windhu menegaskan, jika pemerintah ingin membuka PTM, maka harus melihat kondisi epidemiologi terlebih dahulu. Sebab, tidak cukup melihat peta zonasi risiko yang ada.

Halaman:

Editor: Julian Romadhon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x