Bunuh Diri Penyebab Kematian Tertinggi Setelah Kecelakaan, Pakar Psikologi Unair Beri Tips Cara Mencegah

- 8 Juni 2021, 13:16 WIB
Ilustrasi bunuh diri
Ilustrasi bunuh diri /Unsplash/Èva Blue

 ZONA SURABAYA RAYA – Bunuh diri menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi kedua setelah kecelakaan di kalangan remaja.

Tercatat, suicidal ideation atau pikiran untuk bunuh diri angkanya lebih besar dari pada kasus bunuh diri itu sendiri.

Sayangnya, saat menemukan seseorang yang mengalami masalah itu, seringkali tidak tahu bagaimana harus bersikap.

Dosen Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Airlangga (Unair) Valina Khiarin Nisa, S.Psi., M.Sc. mengungkapkan, setidaknya ada tiga langkah yang dapat dilakukan sebagai Psychological First Aid (PFA) atau pertolongan pertama psikologi untuk mencegah keinginan bunuh diri seseorang.

Baca Juga: Lepas dari Orang Tua, Balita Usia Satu Tahun yang Baru Bisa Jalan Tewas Tercebur Sungai

“Ada tiga prinsip utama yang harus kita pegang, yakni look, listen, dan link. Ketiganya memang bukan terapi atau diagnosis, tapi dapat menjadi langkah pencegahan sederhana yang bisa dilakukan oleh semua orang,” ujar Valina Khiarin Nisa, Selasa 8 Juni 2021.

  1. Look atau Lihat

Pertama, kita harus aware dengan kondisi orang-orang di sekitar. Orang yang mengalami depresi umumnya akan menunjukkan tanda-tanda.

Entah seperti memasang status bernada depresif atau menarik diri dari lingkungan sosial.

"Jika mengetahui indikasi itu, kita harus secepat mungkin membangun komunikasi, dalam bentuk apapun, untuk mengalihkan perhatiannya dari tindakan bunuh diri," katanya.

Halaman:

Editor: Ali Mahfud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x