Ditagih Bayar Seragam Sekolah, Wali Murid SMP Negeri Wadul ke DPRD Surabaya

- 2 September 2021, 20:18 WIB
Suasana Fraksi PDI Perjuangan, di kantor DPRD Kota Surabaya saat didatangi wali murid SMP Negeri
Suasana Fraksi PDI Perjuangan, di kantor DPRD Kota Surabaya saat didatangi wali murid SMP Negeri /Zona Surabaya Raya/Laut Biru

ZONA SURABAYA RAYA - Beberapa wali murid SMP Negeri mengeluhkan, ditagih uang seragam sekolah, mereka kemudian mendatangi Fraksi PDI Perjuangan di kantor DPRD Kota Surabaya, Kamis, 2 September 2021.

Sekeretaris Fraksi PDI Perjuangan, Abdul Ghoni Mukhlas Ni'am mengaku, wali murid itu mengaku keberatan atas permintaan membayar seragam di tahun ajaran baru 2021 ini.

"Tadi awalnya 10 wali murid. Ternyata ada 5 wali murid yang berani menyampaikan ke kami. Dia menceritakan keluh kesahnya menyampaikan, aspirasinya bahwasannya yang bersangkutan itu, masuk ke sekolah SMP Negeri itu terkait seragam dimintai biaya," ujar Ghoni.

Baca Juga: Tak Wajib Beli Seragam Sekolah, Dispendik Surabaya: Pembelajaran Virtual Sebaiknya Pakai Atribut Sekolah

Ghoni mengatakan, nominal yang ditagihkan pun cukup besar, persetel seragam untuk laki-laki dibandrol dengan harga satu juta lima ratus, begitupun seragam untuk perempuan yang lebih mahal harganya.

Dia pun menyesalkan tindakan oknum yang nekat menarik seragam kepada wali murid ditengah situasi Pandemi Covid-19 seperti ini.

Lanjut Ghoni menjelaskan,  berdasarkan PP nomor 17 tahun 2010 terkait dengan penyelenggaran pendidikan di Pasal 181,  disebutkan bahwasannya penyelenggara sekolah itu tidak memperbolehkan adanya praktik jual beli apapun.

Baca Juga: Rindu Suasana Tatap Muka di Sekolah, Desainer Surabaya Modifikasi Seragam Sekolah dengan Semangat Merah Putih

"Jadi fokus disana itu mendidik peserta didik ya untuk dipersiapakan sebagai generasi penerusnya itu," jelas anggota Komisi C DPRD tersebut

Dia menjelaskan, bahwa mereka yang mengadu mayoritas adalah keluarga miskin yang telah terdaftar dalam Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan Mitra Keluarga, yang kesejahteraan sosial dan pendidikannya ditanggung oleh negara.

"Mereka menceritakan kepada kami ada bu Lastri ada ibu yang lain tidak bisa disebutkan itu ada yang (tergabung) di mitra warga," terangnya.

Baca Juga: Kesiapan Sekolah Tatap Muka, Wakil Ketua DPRD Minta Kejelasan Soal Plt Kepsek di Puluhan Sekolah Negeri

Sementara itu,  salah satu Wali Murid Yuli, mengaku keberatan untuk membeli. Selain harganya yang lebih mahal dari pasaran, kondisi Pandemi Covid-19 kali ini juga menyebabkan ekonominya semakin sulit.

"Satu juta lima ratus , itu empat setel dalam bentuk bahan. Yang bahan tiga, yang satu baju olahraga," ujar Yuli.

Yuli juga mengaku janggal dengan kebijakan sekolah yang meminta siswa untuk membeli seragam baru karena bertentangan dengan perintah Walikota Surabaya Eri Cahyadi.

Baca Juga: Sekolah Tatap Muka, SMP Negeri dan Swasta Sudah Siap, DPRD Surabaya Beri Catatan

"Itu di sampaikan ke anak-anak didiknya. Kita kalau nanya gitu langsung ditelfon, tak ada gitu chat WA itu nggak ada, langsung di telpon sama pihak sekolah," terang Yuli.

Hal tersebut, Yuli mencoba komunikasi dengan pihak sekolah. Alhasil, mereka berdalih bahwa pembelian seragam disekolah adalah untuk kebaikan siswa.

"Waktu menanyakan di sekolah, sekolah bilang kalau suruh beli seragam, (soalnya) kalau beli diluar, takutnya tidak sama dari bahan dan warnanya," ujarnya.

Baca Juga: Eri Cahyadi Jamin Sekolah Tatap Muka di Surabaya Tak Ada Kluster Sekolah, SD-SMP Bisa Buka Pekan Depan

Yuli mengaku, karena kondisi ekonominya yang kurang mampu, juga sebelumnya proses masuk putrinya ke bangku SMP dilakukan lewat jalur Mitra Keluarga, agar mendapat keringanan biaya.

"Kalau Mitra Warga kan dari pak Walikota harusnya bebas biaya, dan kalau saya kan ikut jalur Mitra Warga ini kenapa masih disuruh bayar seragam," tambahnya. 

Sebelumnya, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan, jika kewajiban membeli seragam di Surabaya tidak dianjurkan. Ia juga mengancam jika itu terjadi akan berhadapan dengannya.

Baca Juga: Baru 6,4 Persen Wali Murid Setuju Sekolah Tatap Muka Tingkat SMP

"Saya juga minta, tidak ada memaksa membeli seragam, ini fardhu ain, SD, SMP. Kalau ada yang memaksa, akan berhadapan dengan wali kotanya," tegas Eri pada, Kamis, 26 Agustus 2021 lalu.***

Editor: Ali Mahfud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x