Soal Tragedi Kanjuruhan, Pentolan Bonek Persebaya: Dirijen yang Nyanyi "Dibunuh Saja" Buat Apa Disembuyikan?

20 Oktober 2022, 14:20 WIB
Pentolan Bonek, Husain Ghozali alias Cak Conk menyoroti dirijen dalam pertandingan Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang 1 Oktober 2022 /Tangkapan layar Youtube SPECIALS ID35

ZONA SURABAYA RAYA - Meski penyidik Polri telah menetapkan 6 tersangka kasus Tragedi Kanjuruhan, namun kalangan Bonek, sebutan pendukung setia Persebaya Surabaya, menilai masih belum tuntas.

Seperti diungkapkan pentolan Bonek, Husain Ghozali alias Cak Conk. Menurutnya, Tragedi Kanjuruhan harus diusut tuntas dan jangan tebang pilih.

Pendukung Persebaya Surabaya ini pun menyoroti unsur suporter, yang belum diproses hukum dalam Tragedi Kanjuruhan.

Menurut pentolan Bonek Persebaya ini, dirijen yang diduga menyuarakan ujaran kebencian harusnya diusut juga oleh penyidik Polri.

Baca Juga: Pentolan Bonek Persebaya Tuntut Tokoh Aremania ini Diproses Hukum, Diduga Provokator Tragedi Kanjuruhan

"Seorang dirijen yang 90 menit melakukan ujaran kebencian (dengan mengatakan, red) "dibunuh saja, dibunuh saja, gak isok moleh, gak isok moleh" buat apa disembunyikan?," ungkap Cak Conk dalam wawancara di Channel Youtube SPECIALS ID35 yang dikutip Zona Surabaya Raya (Pikiran Rakyat Media Network), Kamis 20 Oktober 2022.

Cak Conk mengungkapkan hal itu ketika diminta tanggapannya mengenai rekomendasi Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan bentukan Presiden Jokowi.

Baca Juga: Fans Persebaya Soroti Rekomendasi TGIPF: Tangkap Provokator Tragedi Kanjuruhan

Dalam poin ke 4 rekomendasi TGIPF disebutkan Polri juga perlu segera menindaklanjuti penyelidikan terhadap suporter yang melakukan provokasi, seperti yang awal mula memasuki lapangan sehingga diikuti oleh suporter yang lain, suporter yang melakukan pelemparan flare, melakukan perusakan mobil di dalam stadion, dan melakukan pembakaran mobil di luar stadion.

Hingga kini, penyidik terlihat memeriksa unsur suporter dalam tragedi 1 Oktober 2022 yang menewaskan 133 orang tersebut.

Sementara dari pihak Aremania menolak rekomendasi TGIPF, terutama poin 4 tersebut.

"Ayolah teman-teman yang di Malang (Aremania, red), akuilah ojok merasa paling bener. (Jangan merasa paling benar, red)," kata Cak Conk yang juga Koordinator Green Nord Tribun ini.

Baca Juga: BERITA PERSEBAYA: Sempat Mau Dicaplok PSIS, Ini Kabar Terbaru Kiper Ernando Eri Setelah Lama Absen

Bahkan, Cak Conk mengklaim bahwa ujaran kebencian ada buktinya.

"Ujaran kebencian temen-temen di sana, sudah ada bukti-buktinya, ngapain disembunyikan?," lanjut pentolan Bonek yang memiliki Warkop Pitulikur ini.

Cak Conk mengaku sebenarnya dirinya tidak enak mengungkapkan hal itu. Namun demi iklim sepakbola yang lebih baik, ia harus menyatakannya.

"Kapan sepakbola kita berubah kalau kita masih ego atau mengagung-agungkan diri kita masing-masing," cetus dia.

"Terus terang nggak enak sebenarnya, tapi harus diomongkan," imbuh pria berambit gondrong dan berkacamata ini.

Baca Juga: BIKIN PENASARAN! Persebaya Ungkap Fakta yang Belum Terungkap di Tragedi Kanjuruhan, Ini VIDEOnya

Ia pun menduga mengapa si dirijen terus bersembunyi dan tidak menampakkan batang hidungnya sejak Tragedi Kanjuruhan Pecah.

Kata dia, ada dugaan playing victim dan merasa paling tersakiti dari kejadian di Stadion Kanjuruhan 1 Oktober 2022.

"Playing victim, bersembunyi di balik korban," tandas Cak Conk.

Meski demikian, ia mengapresiasi rekomendasi TGIPF. Namun ia meminta agar pengusutan Tragedi Kanjuruhan tidak tebang pilih.

"Saya mengapresiasi keputusan Tim TGIPF bentukan Bapak Presiden Jokowi yang diketuai oleh Pak Mahfud MD," ujarnya.

"Mungkin ini yang terbaik. Harus diusut tuntas semua, tanpa tebang pilih," lanjutnya.

"Artinya, mulai stake holder, siapa yang bertanggung jawab harus ditindaklanjuti. Mulai dari federasinya (PSSI, red), operatornya (PT Liga Indonesia Baru/LIB, red), panpelnya, dari keamanan juga, dan dari suporternya," papar Cak Conk. ***

Editor: Ali Mahfud

Sumber: YouTube SPECIALS ID35

Tags

Terkini

Terpopuler