Industri Meubelair Lapas I Surabaya Persiapkan Warga Binaannya Terampil Pasca Penahanan

22 September 2021, 16:25 WIB
Industri Meubelair Lapas I Surabaya Persiapkan Warga Binaannya Terampil Pasca Penahanan /Zona Surabaya Raya/

ZONA SURABAYA RAYA - Agar para napi nantinya setelah keluar dari Lembaga Pemasyarakatan tidak mengulang kembali perbuatannya dan kembali ke jalan yang benar, Rabu 22 September 2021.

Industri meubeler di Lapas I Surabaya sudah diresmikan sejak 1992. Selama 30 tahun itu, industri berskala ekspor itu sudah menghasilkan ribuan alumni dan menyumbang Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) senilai ratusan juta.

Hal itu terungkap setelah Tim Kerjasama Dalam Negeri yang dipimpin Ruby Friendly melakukan monitoring dan evaluasi kerjasama di Lapas I Surabaya.

Didampingi Kasubag Humas Ishadi MP, tim disambut langsung Kalapas I Surabaya Gun Gun Gunawan dan Direktur PT Bahari Mitra Surya (BMS) D Aruan. Tim mengawali kunjungan dengan meninjau pabrik untuk pengolahan meubelair.

Baca Juga: Ramalan Zodiak hari ini VIRGO dan SCORPIO, Kehidupan Karir lebih baik, Rabu 22 September 2021

Aruan menjelaskan bahwa pihaknya telah beroperasi sejak Lapas I Surabaya masih di Kalisosok. Atau sekitar 1992. Saat itu, dia ingat betul bahwa tujuan awal dibangunnya industri meubelair adalah untuk mempersiapkan warga binaan sebelum kembali ke masyarakat.

"Kalau dulu masih garap pengolahan rotan, namun karena permintaan pasar yang besar terkait perkayuan, akhirnya kami menyesuaikan," terangnya.

Pria asli Surabaya itu juga menjelaskan bahwa proses produksi disesuaikan dengan metode kerja yang ada di pabrik. Dia juga menjamin bahwa produk hasil karya warga binaan sudah berstandar internasional.

Pasalnya barang-barang berupa berbagai macam meja maupun kursi telah diekspor ke berbagai negara. "Ada Australia, Jepang, Korea hingga Eropa," ujarnya.

Dia mengaku ada tantangan tersendiri dalam mengekspor barang tersebut. Pasalnya, ada beberapa negara yang sangat selektif. Terutama dalam hal pemenuhan hak tenaga kerja dalam hal ini warga binaan.

Baca Juga: Babak Baru, Dua Oknum Polisi Kasus Penganiayaan Jurnalis Tempo Jalani Sidang

"Ada negara yang sampai melakukan inspeksi, memastikan bahwa kami menunaikan kewajiban dan memenuhi hak warga binaan," lanjutnya.

Selama ini, ada sistem premi dan insentif yang disetorkan PT BMS ke negara. Pihak lapas lalu membagikan premi dan insentif itu kepada warga binaan. Sesuai dengan kinerja warga binaan. Ada yang ditabung, ada yang dimanfaatkan untuk membeli makanan atau kebutuhan sehari-hari di dalam lapas. "Banyak juga yang dikirim ke keluarga di rumahnya masing-masing," ujar Gun Gun.

Namun, Gun Gun menyatakan bahwa pihaknya sangat selektif menentukan tenaga kerja. Pasalnya, saat ini sangat sulit mendapatkan tenaga kerja yang disiplin. "Salah satu masalahnya karena mayoritas warga binaan berasal dari kasus narkotika, yang karakternya etos kerjanya kurang baik," terangnya.

Sehingga saat ini, pembinaan tersebut kekurangan tenaga kerja. Padahal, pesanan dari luar negeri sedang tinggi-tingginya. Tak heran jika industri ini bisa menyumbang PNBP ke negara. "Jika dikalkulasi, PNBP yang masuk dari awal berdirinya mencapai Rp 500 juta hingga Rp1 miliar," terangnya.

Baca Juga: Bongkar Fakta Telah Menikah Siri, Prosesi Lamaran Lesti Kejora dan Rizky Billar Dianggap Prank

Meski begitu, pihak lapas tetap menerapkan seleksi ketat. "Kami mendahulukan kualitas, jadi ada proses assasment, karena ada risiko kerjanya," tegas Gun Gun.***

Editor: Julian Romadhon

Tags

Terkini

Terpopuler