Varian Omicron Menyebar di 57 Negara, Berpotensi Serang Anak-anak, Begini Penjelasan Ilmuwan

- 12 Desember 2021, 14:53 WIB
Varian Omicron Menyebar di 57 Negara, Berpotensi Serang Anak-anak, Begini Penjelasan Ilmuwan
Varian Omicron Menyebar di 57 Negara, Berpotensi Serang Anak-anak, Begini Penjelasan Ilmuwan /Ilustrasi: Pixabay/ Alexandra Koch///

ZONA SURABAYA RAYA- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan virus corona varian Omicron sudah menyebar ke 57 negara. Sementara hasil penelitian menyebutkan varian omicron berpotensi menyerang anak-anak.

Penelitian yang dilakukan para ilmuwan ini terkait data varian omicron. Mereka menilai strain super ini memiliki potensi masalah besar terhadap anak-anak.

Sedang gejala utama Omicron adalah kelelahan, pegal-pegal, dan sakit kepala.

Orang tua diminta tidak meremehkan gejala flu yang dialami anak-anak, meski gejala itu tergolong ringan.

Baca Juga: Bursa Transfer Dibuka 15 Desember 2021, Ini Daftar Pemain Baru Usulan Bonek ke Persebaya: Ada Ciro dan Bagas

Seperti dilansir dari laman The Sun, Minggu 12 Desember 2021, salah satu tanda yang mengkhawatirkan adalah omicron dapat menginfeksi anak-anak pada tingkat yang lebih tinggi daripada sebelumnya.

Demografi antara Inggris dan Afrika Selatan yang berbeda membuat para ilmuwan masih belum mengetahui secara pasti bagaimana varian tersebut dapat berperilaku dari satu negara ke negara lain.

Dokter yang pertama kali membunyikan alarm tentang varian omicron mengklaim varian itu menyebabkan gejala yang berbeda.

Ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan, dr Angelique Coetzee menyatakan gejala utama omicron adalah kelelahan, pegal-pegal, dan sakit kepala.

Dr Coetzee menggambarkan satu kasus yang sangat menarik dari seorang gadis enam tahun. Pasien itu memiliki suhu dan denyut nadi yang sangat tinggi.

Ini mungkin tanda-tanda yang harus diwaspadai pada anak Anda, meski ini hanyalah satu kasus.

Baca Juga: Shopee 12.12 Birthday Sale TV Show Hadirkan TOMORROW X TOGETHER, Al & Andin, dan Deretan Bintang Dangdut!

Dr Coetzee, yang juga anggota Komite Penasihat Menteri untuk Vaksin, mengatakan varian omicron tidak seperti delta. Sejauh ini, pasien belum melaporkan kehilangan fungsi indra penciuman atau pengecapan.

Sementara itu, seorang spesialis kesehatan masyarakat di Provinsi Gauteng Ntsakisi Maluleke mengatakan banyak pasien melaporkan gejala seperti flu yang tidak spesifik, seperti tenggorokan gatal.

"Orang tua untuk tidak menganggap enteng gejala seperti flu dan melakukan tes. Tapi dia meyakinkan anak-anak memiliki gejala yang ringan," ujar Maluleke.

WHO pada 26 November menetapkan Omicron, yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan, sebagai varian yang diwaspadai sekaligus menjadi varian kelima.

Laporan kasus COVID-19 di Afrika Selatan naik dua kali lipat dalam sepekan sampai 5 Desember menjadi lebih dari 62.000 kasus.

Lonjakan yang "sangat tinggi" terjadi di Eswatini, Zimbabwe, Mozambik, Namibia, dan Lesotho, katanya WHO.

Baca Juga: Link Live Streaming Real Madrid vs Atletico Madrid Senin 13 Desember 2021, Waktunya Jovic Bersinar

Sementara itu, WHO melalui laporan mingguan menuliskan bahwa perlu lebih banyak data untuk mengevaluasi tingkat keparahan penyakit yang disebabkan oleh Omicron dan untuk mengetahui apakah mutasinya akan mengurangi kekebalan yang didapat dari vaksin.

"Bahkan jika tingkat keparahannya setara atau berpotensi lebih rendah daripada varian Delta, diprediksikan pasien rawat inap akan meningkat jika lebih banyak orang yang terinfeksi dan akan ada jeda antara lonjakan insiden kasus dan lonjakan insiden kematian," sebut WHO dikutip dari Antara.

Merujuk pada risiko infeksi berulang, WHO mengatakan, "Analisis awal menunjukkan bahwa mutasi yang ada pada varian Omicron kemungkinan mengurangi aktivitas penetralan antibodi yang mengakibatkan berkurangnya perlindungan yang diperoleh dari imunitas alami."

Baca Juga: Bikin Channel Youtube, Anies Baswedan Langsung Diserang Buzzer: Coba Pak Kerja yang Benar

"Perlu data lebih lanjut untuk menilai apakah mutasi yang ada di varian Omicron mampu mengurangi perlindungan imunitas yang dihasilkan dari vaksin dan diperlukan data mengenai efektivitas vaksin, seperti penggunaan dosis tambahan," kata organisasi tersebut.

Varian Omicron sebagian mampu menghindari perlindungan dari dua dosis vaksin COVID-19 buatan Pfizer/BioNTech, kata kepala laboratorium di Lembaga Riset Kesehatan Afrika di Afrika Selatan. ***

Editor: Ali Mahfud

Sumber: The Sun PMJ News Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah