Dirinya mengatakan bahwa komitmen awalnya adalah dengan menggunakan barcode.
"Komitmennya adalah dengan barcode, maka saya berharap agar dikembalikan ke komitmen awal,” kata Adi.
Mengenai pemilihan warna juga menjadi sorotan, karena didominasi warna merah.
Hal itu bakal memicu pertanyaan, terlebih saat ini berada di tahun politik.
“Banyak yang menanyakan mengapa warna merah, apalagi di tahun politik. Bisa abu-abu, ungu, atau putih," ujar dia, dikutip dari Antara.
Dewan juga menyoroti mengenai pengurangan penerima bantuan makanan dari pemerintah kota.
Contohnya penerimaan permakaman bagi anak yatim sekarang lebih sedikit.
"Seperti anak yatim yang menerima permakanan sekarang jumlahnya lebih sedikit. Apa indikasi yang menunjukkan mereka ini berubah statusnya, sehingga tidak lagi menerima permakanan. Begitu juga dengan lansia yang tidak mampu," kata dia.
Dikatakan bahwa pemerintah kota Surabaya semestinya mengoptimalkan pemanfaatan anggaran dana untuk penyediaan bantuan makanan yang plafonnya Rp113 miliar.