Penghuni Apartemen Puncak CBD Demo Tuntut Kenaikkan IPL

- 9 Februari 2022, 19:45 WIB
Penghuni Apartemen Puncak CBD Demo Tuntut Kenaikkan IPL
Penghuni Apartemen Puncak CBD Demo Tuntut Kenaikkan IPL /Zona Surabaya Raya/
 
ZONA SURABAYA RAYA - Merasa tak mendapat respon dari pengelola apartemen, puluhan penghuni Aparteman Puncak CBD yang berada di Jalan Keramat I, Jajar Tunggal, Wiyung, Surabaya menggeruduk atau mendemo Kantor Badan Pengelola Lingkungan (BPL) di kawasan apartemen tersebut, Rabu, 9 Februari 2022.
 
Demo ini dilakukan untuk mengajukan protes dan menolak keras serta keberatan terhadap kenaikan iuran pengelolaan lingkungan (IPL), yang tanpa ada kejelasan dari pihak pengelola.
 
"Bahkan sekarang kondisinya saat ini disegel. Dan itu sepihak. Padahal kita untuk listrik dan air kita bayar. Kita tidak hanya membayar IPL nya saja," ungkap Handoyo, perwakilan penghuni apartemen tersebut kepada wartawan.
 
"Sebenarnya kita ini artinya tidak membayar begitu saja, tapi hanya menunda pembayaran, sampai kita bertemu dengan pihak pengembang atau yang bisa mengambil keputusan," tambahnya.
 
 
Menurut Handoyo, sebelum dilakukan protes ini, pihak Polsek maupun Kecamatan dan pihak pengembang sudah berencana melakukan mediasi, namun tidak ada ujungnya.
 
"Pak camat bilang kalau butuh waktu tiga hari untuk mediasi. Apabila sampai Senin tidak terjadi mediasi, Pak camat akan melakukan surat panggilan. Dan kenyataannya, omongan Pak camat dan Bu kapolsek dilanggar sama pengembang," jelasnya.
 
Handoyo menyebut, untuk yang disegel adalah air dan listrik. Dan itu dilakukan hari ini. Sementara alasan penundaan pembayaran IPL itu, sebenarnya tujuannya untuk pembentukan Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (P3SRS). 
 
"Kita sebelumnya juga bersurat kepada pengembang tiga kali, minta disosialisasi dan difasilitasi P3SRS. Itu diakhir Desember dan awal Januari, tapi sampai sekarang tidak ada tanggapan," ujarnya.
 
"Nah, ini tiba-tiba IPL dinaikan tanpa kejelasan dan musyarawah. Dan fasilitas-fasilitas tidak ada. Seperti fitnes, pasar modern dan kids corner itu tidak ada," sambung Handoyo.
 
Ia menyebut aparteman tersebut dihuni sekitar 600 orang. Total unit 1700 pintu. Dan untuk listrik serta air yang dimatikan hari ini sekitar 80 unit.
 
 
"Harapan kami itu ingin mediasi, musyawarah sama pengembang dan pengelola. Duduk bersama ngomong bersama. Dan meminta listrik dan air dinyalakan hari ini, karena kita bayar. Itu saja," tandas Handoyo.
 
Sementara itu, dalam aksi protes ini, sempat diwarnai aksi saling dorong antara penghuni aparteman dengan sejumlah petugas keamanan Kantor BPL.
 
Saat para penghuni masuk ke dalam kantor, meminta kejelasan, pihak pengembang maupun pengelola tidak berada di tempat. Di kantor itu, terlihat hanya ada sejumlah pegawai, dan tidak bisa dimintai keterangan.***

Editor: Timothy Lie


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah