Kroscek ini sangat penting agar anak dari kalangan MBR ini tidak ada yang terlewat. Makanya dirinya meminta dinas terkait untuk betul-betul serius mengkroscek data tersebut.
Sedangkan, terkait bantuan seragam ini, Khusnul juga meminta kepada Pemerintah Kota Surabaya untuk memberikan seragam yang sudah jadi baju, bukan berupa bahan kain yang harus dijahitkan dulu. Sebab jika hanya diberikan kain, orang tua MBR masih dibingungkan untuk biaya menjahit.
Baca Juga: Eri Cahyadi Janji Pastikan Siswa MBR Tak Dibebani Biaya Tagihan Seragam Sekolah
“Selama ini distribusi bantuan seragam masih berupa kain. Sebaiknya pada ajaran sekolah tahun 2022/2023 mendatang, Pemkot Surabaya mendistribusikannya sudah berbentuk seragam siap pakai,” terangnya.
Disisi lain, untuk koperasi yang ada di sekolah, Khusnul meminta agar produk-produk yang dijual adalah produk yang berasal dari UMKM di Surabaya, dengan tujuan pemberdayaan UMKM agar bisa lepas dari jerat pandemi Covid-19.
“Saya minta keberadaan koperasi sekolah tetap dipertahankan. Koperasi menjadi indikasi pemberdayaan ekonomi itu jalan. Makanya barang-barang yang ada di koperasi yang menyediakan kebutuhan siswa dan guru diambilkan dari UMKM di Surabaya. Agar UMKM bisa berdaya,” harapnya.***