ZONA SURABAYA RAYA - Tepat pada 18 Juni 2021, Persebaya berusia 94 tahun. Klub Bajol Ijo kebanggaan Arek-Arek Suroboyo ini lahir jauh sebelum Indonesia merdeka.
Dari sembiln dekade itu, Persebaya lahir pada 18 Juni 1927, setahun sebelum lahirnya Sumpah Pemuda pada tahun 1928.
Ketika awal berdiri,Persebaya bernama Soerabhaiasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB) dengan diisi oleh mayoritas warga Belanda yang tinggal di Kota Surabaya.
Meski sempat menggunakan bahasa Belanda sebagai nama klub, ternyata pendiri klub, yakni M. Pamoedji dan Paijo.
Baca Juga: Rayakan Ulang Tahun Persebaya, Bonek Nekat Padati Jalan Surabaya
M. Pamoedji sendiri sudah wafat dan makamnya berada di Karang Tembok, Kecamatan Simokerto, Surabaya.
Pada batu nisan tertulis meninggal pada 20 Oktober 1951, dan lahir pada 28 Februari 1905.
Selanjutnya, pada tanggal 19 April 1930, SIVB bersama dengan VIJ Jakarta, BIVB Bandung (sekarang Persib Bandung), MIVB (sekarang PPSM Magelang), MVB (PSM Madiun), VVB (Persis Solo), PSM (PSIM Yogyakarta) turut membidani kelahiran Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta.
Pada pertemuan itu pula, M. Pamoedji hadir untuk mewakili SIVB. Lalu pada satu tahun kemudian, lahirlah kompetisi tahunan antar kota atau yang disebut kejuaraan nasional perserikatan diselenggarakan.
Di tahun 1938, SIVB berhasil masuk final kompetisi perserikatan, sayangnya harus kalah dari VIJ Jakarta.
Kemudian, saat Jepang berhasil mengalahkan Belanda di tahun 1942, SIVB saat itu memiliki pemain yang rata-rata adalah pribumi dan sebagian kecil keturunan Tionghoa. Mereka melejit dan kembali mencapai final sebelum dikalahkan oleh Persis Solo.
Akhirnya pada tahun 1943 SIVB berganti nama menjadi Persibaja (Persatuan Sepak Bola Indonesia Soerabaja). Pada era ini Persibaja diketuai oleh Dr. Soewandi dan kala itu, Persibaja berhasil meraih gelar juara pada tahun 1951 dan 1952.
Tahun 1959, nama Persibaja diubah menjadi Persebaya (Persatuan Sepak Bola Surabaya). Pada era perserikatan ini, Persebaya memiliki prestasi yang juga istimewa.
Baca Juga: Kado Persebaya dan Bonek, Eri Cahyadi Pastikan Song for Pride Menggema di 10 Traffic Light Surabaya
Persebaya menjadi salah satu raksasa perserikatan selain PSMS Medan, PSM Makassar, Persib Bandung maupun Persija Jakarta.
Sebanyak dua kali Persebaya menjadi kampiun pada tahun 1978 dan 1988, serta lima kali menduduki peringkat kedua pada tahun 1965, 1971, 1973, 1987, dan 1990.
Prestasi gemilang terus terjaga ketika PSSI menyatukan klub Perserikatan dan Galatama dalam kompetisi profesional bertajuk Liga Indonesia sejak 1994.
Persebaya lalu merebut gelar juara Liga Indonesia pada tahun 1996-97. Bahkan Persebaya berhasil mencetak sejarah sebagai tim pertama yang dua kali menjadi juara Liga Indonesia ketika pada tahun 2004, Green Force kembali merebut gelar juara.
Baca Juga: Persebaya Surabaya Perkenalkan Mantan Pemain Leicester City Alie Sesay, Bonek: Tukang Gaprak lek Iki
Meskipun berpredikat sebagai tim klasik dan sarat gelar juara, Green Force juga sempat merasakan pahitnya terdegradasi pada tahun 2002 lalu.
Pil pahit yang langsung ditebus dengan gelar gelar juara Divisi I dan Divisi Utama pada dua musim selanjutnya.
Dari pil pahit itu, baik sebelum hingga saat ini, para penggemar Persebaya, yakni Bonek dan Bonita tak pernah lelah untuk mendukung tim kebanggaannya itu.
Sebagaimana klub-klub sepak bola di dunia, Persebaya juga mempunyai anthem atau lagu kebanggan yang berjudul Song for Pride.
Anthem tersebut dikumandangkan di stadion saat akan mulai pertandingan dan setelah pertandingan berakhir.
Selamat ulang tahun Persebaya, riwayat mu hingga kini akan selalu menjadi memori kebanggan Arek-Arek Suroboyo.***