TERUNGKAP! Azrul Ananda Diduga Tidak Beli Saham Persebaya, tapi Beri Rp7,5 Miliar ke KSAP, Kemana Uangnya?

25 September 2022, 16:00 WIB
Azrul Ananda Diduga Tidak Membeli Saham Persebaya, tapi Beri Kompensasi Rp7,5 Miliar ke KSAP, Kemana Uangnya? /Instagram @kardisuwito

ZONA SURABAYA RAYA- Mundurnya Azrul Ananda sebagai CEO Persebaya Surabaya masih menimbulkan tanda tanya besar. Utamanya terkait masa depan tim berjuluk Bajol Ijo ini.

Pasalnya, kini mulai terungkap sejumlah kejanggalan mengenai struktur kepemilikan saham di PT Persebaya Indonesia yang menaungi klub Persebaya.

Menariknya, justru kejanggalan itu diungkap oleh mantan Direktur Pengembangan Usaha dan Bisnis PT Persebaya Indonesia, Kardi Suwito.

Menurut dia, Azrul Ananda tidak membeli saham Persebaya Surabaya. Dia hanya mengelola kepemilikan saham 70 persen dengan kompensasi Rp7,5 miliar yang diserahkan ke Koperasi Surya Abadi Persebaya (KSAP).

Baca Juga: Ada 2 Crazy Rich Dikabarkan Tawar Persebaya Rp50 Miliar, Siapa Dia? Netizen Bola: Jangan-jangan Erick Thohir

Jika benar, untuk apa uang kompensasi Rp7,5 miliar dari Azrul Ananda?

Dalam diskusi yang digelar JTV bertajuk "Persebaya Usai Azrul Mundur", Kardi Suwito menceritakan kronologi pengalihan 70 persen saham PT Persebaya Indonesia (PI) hingga disepakati Azrul Ananda sebagai CEO atau Presiden Klub.

Baca Juga: Masa Depan Persebaya Usai Azrul Ananda Mundur, Arif Afandi: Hanya Orang Gila yang Mau Jadi Investor Bajol Ijo

"Dimulai dulu dari Januari 2017. Setelah Persebaya disahkan PSSI, maka dilakukan RUPS (Rapau Umum Pemegang Saham)," ujar Kardi Suwito dikutip Zona Surabaya Raya (Pikiran Rakyat Media Network), Minggu 25 September 2022, dari akun Twitter @jtv_rek.

Sebelum RUPS, Kardi Suwito yang masih menjadi bagian manajemen Green Force melakukan pendekatan-pendekatan dengan beberapa pihak untuk digandeng sebagai investor.

Saat itu, manajemen memprioritas orang Jawa Timur dan orang yang senang sepakbola.

"Pada waktu itu pilihan kita jatuh kepada Pak Dahlan Iskan. Namun beliau menyarankan ketemu Azrul saja," cetus Kardi yang kini berprofesi sebagai advokat.

Baca Juga: Hadapi Persebaya 1 Oktober 2022, Ini Bocoran Taktikal Pelatih Arema FC Javier Roca

"Bulan Januari deal dan dilakuka RUPS. Proses RUPS pada waktu itu antara pemegang saham PT Persebaya Indonesia dengan PT Jawa Pos Sportainment (PT JPS)," lanjut dia.

Dalam RUPS itu, lanjutnya, disepakati pengalihan sahamn 70 persen PT PI ke JPS dan 30 persen ke Koperasi Surya Abadi Persebaya (KSAP).

Pertanyaanya, saham siapa yang dialihkan? Kardi pun bingung menjawabnya. Ia lantas menceritakan ikhwal pendirian PT PI.

Dijelaskan, PT PI didirkan tahun 2009, tepatnya 16 Juli 2009. Saat itu kompsisi saham pada adalah Saleh Mukadar 55 persen, Cholid Ghoromah 25 persen, dan KSAP 20 persen.

"Kenapa komposisinya seperti itu? Saya sendiri juga nggak tahu prosesnya seperti apa. Mungkin ini untuk memenuhi persyaratan kompetisi profesional ini harus badan hukum," papar Kardi.

Baca Juga: Bonek Respon Tegas Sanksi 5 Laga Kandang Persebaya Surabaya tanpa Penonton dari Komdis PSSI

Untuk diketahui, Saleh Mukadar merupakan politisi PDIP yang pernah menjadi anggota DPRD Surabaya dan DPRD Jatim.

Saleh juga menjadi pengurus Persebaya bersama Cholid Ghoromah sewaktu klub tersebut dikelola Pemkot Surabaya.

Anehnya, dalam pendirian PT PI tidak ada uang cash sebagai modal disetor.

"Pokoknya jadi PT. Karena nggak ada setor modal, nggak ada uangnya. Hanya secara akta," tandas Kardi.

Dari komposisi saham seperti itu, RUPS yang dilakukan di gedung Jawa Pos (Graha Pena) disepakati bahwa saham Shaleh Mukadar dan Cholid Ghoromah dikembalikan ke KSAP.

"Jadi Koperasi full pegang saham 100 persen. Kemudian dari koperasi, dialihkan ke PT Jawa Pos Sportaiment (JPS) 70 persen," terang dia.

Baca Juga: PERSEBAYA HARI INI: Keluar Larangan Kehadiran Penonton di Laga Kandang Persebaya Surabaya, Kenapa?

Saat itu, Azrul Ananda yang masih menjadi Dirut Koran Jawa Pos tidak mau jika komposisi saham 50:50.

"Mas Azrul nggak mau 50:50. Beliau ingin mojority sehingga punya power," jelas Kardi.

Yang bikin terkejut, masih menurut Kardi, tidak ada proses jual beli saham dalam proses pengalihan 70 persen saham PT PI ke PT JPS.

"Proses pengalihan saham tidak ada jual beli. Karena pihak-pihak pemegang saham waktu itu (Saleh Mukadar, Cholid Ghoromah dan KSAP, red) tidak punya hak untuk memperjualbelikan saham PT PI, karena PT PI itu kan sebenarnya Persebaya," beber Kardi.

Uniknya, PT JPS diharuskan memberi kompensasi Rp7,5 miliar meski tidak ada jual beli saham.

"Jadi prosesnya itu pengalihan, saham 70 persen dengan kompensasi Rp7,5 miliar. Kompensasinya ke koperasi (KSAP)," ungkapnya.

Baca Juga: Kondisi Pemain PERSEBAYA Mulai Membaik Jelang Laga Kontra Arema FC, Aji Santoso: Sudah Siap

Menurut Kardi, uang kompensasi Rp 7,5 miliar itu untuk menyelesaikan utan-utang PT PI kala itu.

Ïntinya 7,5 miliar itu diberikan untuk menalangi utang PT PI," sebut Kardi.

Ketika ditanya apa uang kompensasi Rp7,5 Miliar itu sebagai valuasi dari nilai 70 persen saham PT PI? Sebab dalam UU Perseroan Terbatas (UU PT) tidak mengenal kompensasi dalam pengalihan saham.

"Nggak ada jual beli dan nggak ada akta jual belinya. Ini memang unik sekali, karena tidak seperti pada umumnya yang biasa dilakukan pengalihan saham dalam sebuah korporasi," papar Kardi menegaskan.

Sebelumnya, Azrul Ananda resmi menyatakan mengundurkan diri dari jabatan sebagai CEO Persebaya menyusul rentetan hasil buruk tim berjuluk Bajul Ijo di 10 pertandingan awal Liga 1 musim ini.

"Saya putuskan, saya akan mengundurkan diri sebagai CEO Persebaya," kata Azrul di hadapan perwakilan Bonek di kantor manajemen Persebaya di mall Surabaya Town Square, Jumat, 16 September 2022.

Rentetan hasil buruk yang diraih Persebaya belakangan ini, kata Azrul, murni dari kesalahannya.

Baca Juga: Tanggung Jawab! Bonek Persebaya Serahkan Donasi Rp51,8 Juta untuk Perbaiki Gelora Delta Sidoarjo yang Rusak

Selanjutnya, ia menyerahkan Persebaya ke KSAP selaku pemilik klub.

Meski begitu, Azrul memastikan akan tetap berada di Persebaya hingga kompetisi Liga 1 musim 2022-2023 berakhir.

"Semua tanggung jawab, semua tanggungan-tanggungan akan kita selesaikan sebaik mungkin," ungkap Azrul kala itu.

"Jangan khawatir pemain, para pelatih, kita akan menuntaskan semua tanpa keluhan atau apapun. Kita akan tetap mendukung tim ini untuk meraih hasil maksimal sampai akhir musim," janji Azrul. ***

Editor: Ali Mahfud

Tags

Terkini

Terpopuler