Gunung Anak Krakatau Meletus Lagi, Radius Bahaya 2 Km dari Kawah Aktif

- 5 Februari 2022, 13:00 WIB
Gunung Anak Krakatau meletus lagi,  radius bahaya hingga 2 kilo meter
Gunung Anak Krakatau meletus lagi, radius bahaya hingga 2 kilo meter /tiwtter.com/@BNPB_Indonesia

ZONA SURABAYA RAYA- Gunung Anak Krakatau yang terletak di Rakata, Selat Sunda meletus atau erupsi hingga 9 kali sejak Jumat, 4 Februari 2022. Masyarakat dilarang mendekati gunung berapi itu dalam radius 2 kilometer (km) dari kawah aktif.

Sebab, Gunung Anak Kratau masih berpotensi meletus lagi. Hingga Sabtu, 5 Februari 2022, gunung tersebut masih berada pada Level II (Waspada).

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebut bahwa aktivitas Gunung Anak Krakatau sejak akhir Desember 2021 menunjukkan indikasi pergerakan magma ke permukaan di dalam tubuh gunung api.

"Saat ini Gunung Anak Krakatau masih berpotensi erupsi. Potensi bahayanya adalah lontaran lava pijar, meterial piroklastik, aliran lava, dan hujan abu lebat di radius 2 km dari kawah," jelas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi melalui akun @pvmbg_, Sabtu 5 Februari 2022.

Baca Juga: Bonek Persebaya Kartu Kuning Ketua Umum PSSI Iwan Bule di Surat Terbuka, Ini Isi Lengkapnya

Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Eko Budi Lelono menambahkan letusan di Gunung Anak Krakatau teramati 9 kali dengan tinggi kolom abu berkisar antara 800-1000 meter di atas puncak dan warna kolom kelabu-hitam tebal.

"Sehubungan dengan tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau berada pada Level II (Waspada), kami merekomendasikan agar masyarakat tidak diperbolehkan mendekati Gunung Krakatau dalam radius 2 km dari Kawah Aktif," papar Eko.

Pada fase erupsi ini teramati transisi dari hembusan asap berwarna putih menjadi hembusan dan letusan abu berwarna kelabu hingga hitam pekat.

Pemantauan visual mengindikasikan bahwa erupsi yang terjadi merupakan tipe magmatik, sejalan dengan kegempaan vulkanik yang terekam.

"Secara visual, tinggi hembusan asap selama periode 16 Januari - 4 Februari 2022 dari arah Pos PGA Pasauran dan Kalianda serta dari CCTV umumnya tidak dapat teramati karena gunung umumnya tertutup kabut," jelasnya.

Baca Juga: Persaingan E-commerce Kian Sengit, Shopee Terbukti Paling Banyak Digunakan Masyarakat, Ini Hasil Surveinya

Sementara itu, kegempaan Gunung Anak Krakatau selama 16 Januari - 4 Februari 2022 ditandai dengan terekamnya 9 kali gempa Letusan, 135 kali gempa Hembusan, 4 kali Tremor Harmonik, 499 kali gempa Low Frequency, dan 2 kali gempa Hybrid/Fase Banyak.

Lalu 32 kali gempa Vulkanik dangkal, 4 kali gempa Vulkanik Dalam, 2 kali gempa Tektonik Lokal, 8 kali gempa Tektonik Jauh dan 19 kali gempa Tremor Menerus dengan amplitudo 0.5-26 mm (dominan 5 mm).

Selanjutnya Eko juga menjelaskan, energi aktivitas vulkanik yang dicerminkan dari nilai RSAM (real-time seismic amplitude measurement) menunjukkan pola fluktuasi dengan kecenderungan relatif meningkat pada periode Januari - Februari 2022.

Peningkatan ini berasosiasi dengan peningkatan gempa-gempa Hembusan, Low Frekuensi, dan Tremor menerus yang relatif meningkat energinya.

Baca Juga: Pakai Jaket Bertuliskan Polisi Ternyata Maling yang Beraksi di Probolinggo

Baik dalam jumlah maupun besaran amplitudo gempanya yang disebabkan oleh pelepasan energi yang terjadi keluarnya fluida ke permukaan.

"Data pemantauan secara visual dan instrumental mengindikasikan bahwa Gunung Anak Krakatau masih berpotensi erupsi," tandas Eko mengingatkan. ***

Editor: Ali Mahfud

Sumber: Esdm.go.id Instagram @pvmbg_


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah