ZONA SURABAYA RAYA- Dugaan kebocoran 1,3 juta data pengguna aplikasi Electronic Health Alert Card (eHAC) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjadi polemik baru. Kini publik bertanya-tanya, amankah aplikasi PeduliLindungi?
Kekhawatiran itu lantaran eHAC telah terintegrasi dengan sistem informasi satu data Covid-19 aplikasi PeduliLindungi. Sementara aplikasi PeduliLindungi telah diunduh 32,8 juta orang.
Aplikasi PeduliLindungi sendiri dikembangkan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Rata-rata penambahan pengguna per hari sekitar 500.000 pengguna.
Kepala Data dan Informasi Kementerian Kesehatan dr. Anas Maruf menjelaskan aplikasi eHAC yang saat ini digunakan masyarakat telah terintegrasi dengan Sistem informasi Satu Data Covid-19 PeduliLindungi.
Baca Juga: Masih Ragu Vaksin Covid-19 Halal? Begini Fatwa MUI soal AstraZeneca, Sinopharm dan Pfizer
Sedang aplikasi PeduliLindungi, menurutnya tidak terpengaruh insiden kebocoran data eHAC. Aplaagi pengamanannya didukung oleh Kemenkominfo dan BSSN.
''Dugaan kebocoran ini tidak terkait dengan aplikasi e-HAC yang ada di aplikasi PeduliLindungi, dan saat ini tengah dilakukan investigasi dan juga penelusuran lebih lanjut terkait dengan informasi dugaan kebocoran ini,'' kata dr. Anas Maruf dikutip ZonaSurabayaRaya.Pikiran-Rakyat.Com, Selasa 31 Agustus 2021, dari laman resmi Kemenkes.
dr. Anas menambahkan pembuktian adanya sebuah insiden kebocoran data pribadi baru dapat disimpulkan setelah dilakukan audit digital forensik.
Meski begitu, dugaan kebocoran data di eHAC lama diduga diakibatkan kebocoran sistem di pihak ketiga.
Editor: Ali Mahfud
Sumber: PMJ News Kemenkes