Ketiga platform itu masih berlanjut dan konstruksi platform inactivated virus telah selesai lebih awal untuk lanjut ke uji preklinis dan uji klinis.
“Plan lain kita siapkan varian virus lain. Ini adalah menjaga kalau ini fail maka ada subtitusi, tidak perlu menunggu 10 bulan sampai menjadi seed vaccine,” ucap Prof Fedik.
Baca Juga: HUT Surabaya Bukan 31 Mei, Budayawan dan Ahli Siapkan Bukti-Bukti, Wawali: Mereka Gelisah
“Pasti jadi (vaksin Merah Putih, Red). Harapan kami Desember sudah bisa, paling lama Februari atau Maret sudah masuk skema industri,” sambungnya.
Lebih lanjut, Prof Fedik berharap, penelitian ini sesuai dengan harapan pemerintah dan juga masyarakat Indonesia, yakni, pengembangan vaksin mandiri agar pemerintah dapat mengatasi virus Covid-19 secara mandiri pula.
“Bagi akademisi, kita optimis bisa mengembangkan teknologi membuat vaksin sendiri. Tentu ini sebagai awal,” pungkas Prof. Fedik.
Seperti diketahui Pada, Jumat 28 Mei 2021 lalu, Kemenko Bidang Perekonomian dan Sekretaris Kabinet RI menyatakan dukungan untuk realisasi Vaksin Merah Putih platform Unair yang sudah masuk tahap satu uji praklinis.
Salah satu bentuk dukungan itu, mereka mengadakan pertemuan dengan agenda membahas perkembangan Vaksin Merah Putih platform Unair secara online dan offline.
Pembahasan uji prakilik ini juga dihadiri Prof. Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih, M.Si selaku Koordinator Riset Covid-19 UNAIR sekaligus Wakil Rektor Unair Bidang Riset, Inovasi, dan Community Development.