Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan 129 Orang Tewas, La Nyalla Geram: Penggunaan Gas Air Mata Polisi Itu Dilarang!
"Dua anak itu, yang akan berfoto ternyata mereka mendekat ke pemain Arema FC. Kemudian terjadi bentrokan, pemicunya ada di situ," ucap dia.
Ia menambahkan, setelah terjadi aksi dari dua orang suporter tersebut, kemudian memicu pendukung lainnya untuk memasuki area lapangan.
Namun, ia tetap meminta kepada rekan-rekannya yang dari wilayah Bantur untuk tidak ikut masuk lapangan.
Setelah melihat situasi mulai tidak terkendali, ia bersama rekan-rekannya segera mengemasi bendera yang mereka bawa.
Selain itu, ia bersama sejumlah Aremanita bergegas mencari jalan keluar, karena khawatir situasi akan memburuk.
"Sekitar tiga menit kami keluar gerbang, itu ada tembakan gas air mata ke arah tribun, kami lolos dan tidak tahu bagaimana kondisi di dalam. Namun ada rekan yang terkena gas air mata," ujarnya.
Ia menyayangkan adanya penembakan gas air mata ke arah tribun dan membuat para penonton panik dan berusaha untuk berhamburan keluar.
Saat itu, lampu pencahayaan di dalam Stadion Kanjuruhan juga sudah dimatikan oleh petugas meski kondisi tribun masih penuh penonton.