Arema FC Sibuk Urus Logo Rusak, Ini Lho Ada Korban Tragedi Kanjuruhan yang Nafasnya Masih Tersengal-sengal

1 Februari 2023, 16:10 WIB
Suasana sidang Tragedi Kanjuruhan di PN Surabaya /Zona Surabaya Raya

ZONA SURABAYA RAYA - Arema FC hingga kini terus menjadi sorotan setelah terjadi aksi kericuhan massa pendemo yang merusak logo klub asal Malang tersebut.

Di tengah masalah internal yang menerpa Arema FC, perkara Tragedi Kanjuruhan yang merenggut 135 nyawa itu belum benar-benar tuntas. Kasusnya kini masih disidangkan di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya.

Pada sidang itu, ada pemandangan yang mengharukan. Pasalnya, ada korban Tragedi Kanjuruhan yang merupakan suporter Arema FC masih terlihat sakit. Nafasnya tersengal-sengal hingga kini. 

Korban itu bernama Deyangga Sola Gracia. Aremanita asal Karangploso, Malang itu dihadirkan dalam sidang di PN Surabaya, Selasa 31 Januari 2023, sebagai saksi. 

Baca Juga: KRONOLOGI Kerusuhan di Kantor Arema FC Malang, Akibatkan 3 Orang Terluka hingga Perusakan Official Store

Nafas Deyangga Sola Gracia terlihat masih tersengal-sengal saat berjalan kaki usai menjadi korban tragedi Kanjuruhan.

Ia mengaku sesak nafas itu dirasakannya seusai menghirup gas air mata yang ditembakkan di atasnya saat menonton pertandingan Arema FC versus Persebaya Surabaya, Sabtu 1 Oktober 2022 lalu.

Deyangga bersama tiga korban lain dihadirkan sebagai saksi untuk tiga polisi terdakwa kasus tragedi Kanjuruhan. Yakni, eks Komandan Kompi III Brimob Polda Jatim AKP Hasdarmawan, eks Kabagops Polres Malang Kompol Wahyu Setyo Pranoto dan eks Kasat Samapta Polres Malang AKP Bambang Sidik Achmadi.

Dalam kesaksiannya, perempuan 24 tahun tersebut ketika itu menyaksikan pertandingan di tribun berdiri depan pintu 12. Tidak lama setelah pertandingan berakhir, dia melihat gas air mata melintas di atasnya.

Baca Juga: Arema FC Bakal Dibubarkan, Ini Penjelasan Komisaris Tatang Dwi Arifianto

"Bunyinya dor, dor, dor. Saya sesak nafas, kepala saya sakit dan pingsan," kata Deyangga saat memberikan keterangan sebagai saksi dalam sidang di Pengadilan Negeri Surabaya.

Nyawanya terselamatkan setelah dirinya dilarikan di rumah sakit. Dia dinyatakan pulih dirawat selama 10 hari. Di rumah sakit itu, dia juga masih sempat dimintai keterangan penyidik yang dituangkan dalam berita acara pemeriksaan (BAP).

"Setelah dari rumah sakit saya belum bisa beraktivitas secara normal. Paru-paru untuk berjalan saja masih tersengal-sengal. Saya beristirahat di rumah. Masih trauma juga," ungkapnya sembari terisak.

M. Aan Amru yang ketika itu menyaksikan peryandingan di tribun 7 juga menjadi kroban tembakan gas air mata dalam tragedi itu. Gas air mata ada yang ditembakkan ke tribunnya dan jatuh hanya sekitar lima meter dari tempatnya. Asap dari tembakan itu mengakibatkan tenggorokannya kering dan mata perih.

Baca Juga: Bos Persebaya Azrul Ananda Dicoret dari Bursa Calon Wakil Ketua PSSI, Ada Apa? Simak Daftar Lengkapnya

"Padahal, di tribun 7 tidak ada yang anarkis. Tidak ada suporter yang turun ke lapangan," ujar Aan dalam persidangan menjawab pertanyaan jaksa penuntut umum.

Saksi lainnya, Eka Sandi Fernanda yang berada di tribun 12 mengakui matanya sempat terkena serpihan gas air mata yang tembakannya meletus tepat di atasnya.

"Meledak di atas saya. Proyektil masuk ke mata saya. Saya lemas jatuh ke tribun dan sempat terinjak. Ada yang membopong saya ke atas," tutur Eka.

Sementara itu, terdakwa Hasdarmawan mengakui dirinya yang memerintahkan anak buahnya menembakkan gas air mata. Perintah penembakan terhadap sembilan anak buahnya itu diberikannya hingga empat kali setelah banyak suporter yang turun ke lapangan.

Baca Juga: Bonek sudah Boleh Dukung Persebaya Surabaya di Stadion, Siapkan Terompet dan Genderang Perangmu!

"Tapi, tidak ada tembakan ke tribun," kata Hasdarmawan membantah kesaksian para korban.

Terdakwa Bambang dan Wahyu juga sama-sama mengakui memerintahkan penembakan gas air mata. Bambang memerintahkan anggotanya untuk menembak setelah banyak Aremania yang mendesak masuk ke lorong pemain. Sedangkan Wahyu memerintah penembakan di luar stadion karena situasinya sudah tidak kondusif. ***

Editor: Ali Mahfud

Tags

Terkini

Terpopuler