Terkenal Sering Tiru Produk Asing, China Ciptakan Matahari Buatan Sebagai Sumber Energi Masa Depan

- 10 Januari 2022, 10:20 WIB
Matahari Buatan China
Matahari Buatan China /AFP/

ZONA SURABAYA RAYA - Matahari buatan China kembali mencatat rekor barunya.

Dilansir ZonaSurabayaRaya.com dari CGTN, Senin 10 Januari 2022, saat ini matahari artifisial itu diklaim mampu menyala selama 1.056 detik atau sekitar 17 menit pada suhu plasma tinggi.

Para peneliti mengumumkan kabar ini pekan lalu, dan mengatakan bahwa EAST akan melewati pengujian oleh Institute of Plasma Physics yang berada di bawah naungan Chinese Academy of Sciences (ASIPP).

"Kali ini, operasi plasma bertahan selama 1.056 detik pada suhu mendekati 70 juta derajat Celcius, menaruh padatan ilmiah dan eksperimental ini menuju berjalannya reaktor fusi," ujar peneliti di Institute of Plasma Physics, Gong Xianzu, dikutip dari sumber yang sama.

Baca Juga: Jangan Sampai Kejadian, Pria Asal China Ini Tak Bisa Keluar dari Korea Selatan Karena Gambar Sang Anak

EAST adalah reaktor fusi nuklir yang disebut-sebut akan menjadi sumber energi di masa depan. 

Matahari buatan ini memanfaatkan medan magnet untuk bisa menghasilkan plasma panas dari fusi nuklir.

Menurut China National Nuclear Corp, matahari buatan yang menggunakan hidrogen dan gas deuterium sebagai bahan bakar itu akan menciptakan fusi nuklir seperti matahari serta menghasilkan energi yang bersih dan stabil.

Berbeda dengan bahan bakar fosil termasuk batu bara, minyak, maupun gas alam yang terancam habis dan mencemari lingkungan, bahan mentah yang dibutuhkan untuk matahari artifisial, atau matahari buatan China ini sangat tak terbatas.

Baca Juga: China Luncurkan Roket Long March yang Membawa 'Kendaraan Luncur Hipersonik'

Oleh karena itu, energi fusi dianggap sebagai 'energi pamungkas' yang ideal di masa depan.

Sementara itu, di bulan Mei 2021 lalu EAST juga pernah menyala selama 101 detik pada suhu 120 juta derajat Celsius.

Kemudian, peneliti kembali menguji EAST di bulan Juni 2021, di mana perangkat ini menghasilkan suhu 160 juta derajat Celsius, suhu yang 10 kali lebih panas daripada matahari.

Saat ini EAST telah mencapai ketiga target yang telah ditentukan oleh para peneliti yakni menghasilkan arus sebesar 1 juta ampere dalam durasi 1.000 detik, dan suhu 100 juta derajat Celsius.

Baca Juga: Kereta Firaun Ditemukan di Dasar Laut Merah, Rodanya Berlapis Emas

Para peneliti menuturkan, misi terakhir matahari buatan dari perangkat EAST yang dikembangkan China ini adalah mencapai semua target tersebut dalam sekali percobaan.***

Editor: Timothy Lie

Sumber: CGTN


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah