Samekta, Gerakan yang Terinspirasi Perang Ponorogo, Pemuda Surabaya Pelestari Sejarah dan Budaya Indonesia

- 3 Juni 2022, 04:30 WIB
Deddy Samekta
Deddy Samekta /Zona Surabaya Raya/Babby

Adipati Surodiningrat mempersiapkan diri menyambut. Beliau menyuruh Patih Tambakboyo menulis surat yang jika diterjemahkan berbunyi:

‘Kedatangan anda (Pangeran Mangkunegara) kami terima dengan tangan terbuka dan kami sudah mempersiapkan penyambutan sebaik baiknya.’

Patih Tambakboyo merubah isi surat pada bagian paling akhir yang berbunyi

‘SAMPUN SAMEKTO SEDOYO (sudah mempersiapkan semuanya) dengan kata sampun SAMEKTA ING NGAYUDA (kami sudah siap berperang melawan anda) sehingga surat tersebut berganti makna menjadi “kedatangan anda (Pangeran Mangkunegara) kami terima dengan tangan terbuka, dan kami sudah siap berperang melawan anda”.

Melihat surat tersebut Pangeran Mangkunegara sangat murka. Gong tanda perang ditabuh.

Adipati Surodiningrat tidak menyadari yang terjadi. Mendengar suara gong, kuda Adipati Surodiningrat nalurinya bangkit lalu maju dengan kecepatan tinggi.

Pasukan Mangkunegara mengira Adipati Surodiningrat maju menyerbu lalu menombak dada Adipati hingga luka parah.

Dari kisah itulah, Deddy yang terkesan menambatkan nama SAMEKTA untuk project one man-nya ini.

“Bisa dibilang Samekta adalah bersiap, bersedia, yang diambil dari bahasa sansekerta, dan kata-kata ini cocok buat aku yang bisa dibilang bekerja secara underground, baik dalam musik, dan lain-lainnya," jelasnya pada Zona Surabaya Raya saat ditemui setelah acara Samekta Obah yang diadakannya di Warung Mbah Cokro (Indonesia Masih Ada), baeu-baru ini.

"Bersiap melawan ego, kemalasan, dan hal-hal eksternal lainnya yang menghambat kita dalam berkarya,” sambungnya.

Halaman:

Editor: Budi W


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah