Sejarah Halal Bihalal di Indonesia

- 9 Mei 2022, 11:15 WIB
Acara Halal Bihalal bukan hanya untuk saling memaafkan, tapi juga menciptakan persatuan di antara anak bangsa sehingga tercipta peneguhan Negara
Acara Halal Bihalal bukan hanya untuk saling memaafkan, tapi juga menciptakan persatuan di antara anak bangsa sehingga tercipta peneguhan Negara /Ilustradi Dok PRMN/

ZONA SURABAYA RAYA - Di era revolusi pada tahun 1948 tepatnya di pertengahan bulan Ramadhan, Bung Karno memanggil KH Abdul Wahab Chasbullah (1888-1971) ke Istana Negara untuk dimintai pendapat dan sarannya dengan harapan dapat mengatasi situasi politik Indonesia yang tidak sehat kala itu.

Kemudian Kiai Wahab Chasbullah memberi saran kepada Bung Karno untuk menyelenggarakan silaturahim. Sebab sebentar lagi Hari Raya Idul Fitri, di mana seluruh umat Islam disunahkan bersilaturahim.

Lalu Bung Karno menjawab, "silaturahim kan biasa, saya ingin istilah yang lain". "Itu gampang,” kata Kiai Wahab.

"Begini, para elit politik tidak mau bersatu, itu karena mereka saling menyalahkan. Saling menyalahkan itu kan dosa. Dosa itu haram. Supaya mereka tidak punya dosa (haram), maka harus dihalalkan. Mereka harus duduk dalam satu meja untuk saling memaafkan, saling menghalalkan. Sehingga silaturahim nanti kita pakai istilah halal bihalal,” jelas Kiai Wahab Chasbullah seperti riwayat yang diceritakan KH Masdar Farid Mas’udi.

Baca Juga: Meski Tak Berdaya Faktanya Orang dengan Kondisi Koma Masih Bisa Mendengarkan

Dari saran Kiai Wahab itulah kemudian Bung Karno pada Hari Raya Idul Fitri mengundang semua tokoh politik untuk datang ke Istana Negara untuk menghadiri silaturahim yang diberi nama halal bihalal.

Akhirnya mereka bisa duduk dalam satu meja, sebagai babak baru untuk menyusun kekuatan dan persatuan bangsa.

Baca Juga: Mitigasi Perubahan Iklim Dunia, Peran Blue Carbon ternyata sangat Penting

Sejak saat itulah istilah halal bihalal gagasan Kiai Wahab lekat dengan tradisi umat Islam Indonesia pasca-lebaran hingga kini.

Begitu mendalam perhatian seorang Kiai Wahab Chasbullah untuk menyatukan seluruh komponen bangsa yang saat itu sedang dalam konflik politik yang berpotensi memecah belah persatuan.

Halaman:

Editor: Budi W


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x