Surabaya Batal Terapkan PTM 100 Persen, Tunggu PPKM Level 1

- 16 Maret 2022, 19:30 WIB
Dokumentasi suasana simulasi sekolah tatap muka di SMP Negeri 1 Kota Surabaya
Dokumentasi suasana simulasi sekolah tatap muka di SMP Negeri 1 Kota Surabaya /Zona SUrabaya Raya/Pemerintah Kota Surabaya
 
ZONA SURABAYA RAYA - Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya memastikan belum akan menerapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen sampai dengan pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level. 
 
Pembelajaran SD-SMP di Surabaya masih dilakukan secara bergantian, yakni PTM 50 persen dan daring 50 persen dengan durasi 6 jam.
 
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh menerangkan, seiring ditetapkannya PPKM Level 2 di Kota Surabaya, maka mulai Senin 14 Maret 2022, PTM SD-SMP diterapkan 50 persen bergantian tanpa sesi. Sedangkan 50 persennya, mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau daring.
 
"Mudah-mudahan level PPKM di Surabaya terus turun ke Level 1 dan bisa menuju ke 100 persen PTM. Kami juga terus evaluasi," kata Yusuf saat menggelar konferensi pers, Rabu 16 Maret 2022.
 
 
Yusuf menyebut, apabila nanti PTM diterapkan 100 persen, maka tentu di awal pola yang dijalankan tetap menyesuaikan dengan kondisi sekolah. Sebab, setiap sekolah itu memiliki ruangan kelas dengan kapasitas yang berbeda.
 
Kegiatan ini masih mengacu pada SKB 4 Menteri dan PPKM Inmendagri. Nantinya, bila sudah level 1, akan memungkinkan 100 persen dengan menggunakan shift. 
 
"Karena kondisi sekolah itu variatif, ada yang luasan kelas lebar, ada yang kecil. Namun demikian, ketika nanti penerapan dengan pola shift itu tidak berdampak negatif, maka dimungkinkan PTM selanjutnya bisa dilaksanakan murni 100 persen," urai Yusuf. 
 
Di sisi lain, dia juga memastikan tetap melakukan evaluasi penerapan PTM 100 persen dengan pola shift tersebut.
 
"Nah, kalau itu memungkinkan, maka dilakukan PTM 100 persen murni tanpa shift," ujar dia.
 
Meski begitu, pihaknya berharap kepada anak-anak maupun tenaga pendidik dapat terus beradaptasi menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah. Termasuk pula menjaga kebiasaan disiplin  dalam menerapkan protokol kesehatan.
 
 
"Kita harus bisa menjamin sekolah itu tetap aman untuk anak-anak. Makanya sekolah juga tetap menyiapkan pembelajaran melalui hybrid, 50 PTM dan 50 persen daring," jelas dia.
 
Di samping itu, Yusuf juga mengingatkan kepada pihak penyelenggara sekolah agar tetap memastikan Satgas Covid-19 mandiri maupun protokol kesehatan berjalan. Dengan asumsi yakni, ketika anak-anak atau guru datang ke sekolah, maka mereka harus dicek suhu tubuh dan mencuci tangan. ***

Editor: Timothy Lie

Sumber: Dispendik Surabaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x