Sekolah Jadi Tempat Isolasi Pasien Covid-19 Ditolak, Ini 7 Fakta yang Terungkap di Lapangan

- 24 Juli 2021, 08:04 WIB
7 fakta warga Surabaya menolak sekolah menjadi tempat isolasi mandiri pasien covid-19
7 fakta warga Surabaya menolak sekolah menjadi tempat isolasi mandiri pasien covid-19 /Zona Surabaya Raya/Laut Biru

ZONA SURABAYA RAYA – Penolakan warga Surabaya terhadap kebijakan gedung sekolah jadi tempat isolasi mandiri pasien Covid-19 kian meluas. Berikut ini 7 fakta mengapa warga menolak kebijakan Pemkot Surabaya tersebut.

Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan pihaknya menggunakan berbagai tempat publik sebagai tempat isolasi mandiri pasien Covid-19. Salah satunya gedung sekolah.

Menurutnya, pemilihan sekolah karena bangunnannya sudah jadi per ruangan dan juga fasilitas toilet juga sudah tersedia. Di setiap ruangannya juga sudah ada ventilasi dan AC-nya.

Namun sejak Jumat, 23 Juli 2021, sejumlah warga menolak kebijakan gedung sekolah jadi tempat isolasi mandiri pasien Covid-19. Setidaknya, penolakan itu terlihat di Barata Jaya dan Gunungsari. Bahkan warga di Surabaya barat menutup akses jalan menuju Stadion GBT.

Baca Juga: Protes Warga ke Wali Kota Surabaya Meluas, Ketua RT: Sekolah untuk Isolasi Covid-19 Bikin Takut

Berikut ini 7 fakta mengapa warga menolak sekolah jadi tempat isolasi pasien Covid-19.

1. Takut Terluar Covid-19

Ketua RT 07 RW 06 Kelurahan Gunungsari, Agus Purwanto mengungkapkan penolakan itu dilakukan karena warga merasa terancam tertular covid-19. Sebab, gedung sekolah seperti SDN Gunungsari 1 berada di lingkungan permukiman warga.

"Warga menolak, namanya penyakit kayak gini (Covid-19) ya takut warga kan tertular," ungkapnya.

Halaman:

Editor: Ali Mahfud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x