ZONA SURABAYA RAYA – Penolakan warga Surabaya terhadap kebijakan gedung sekolah jadi tempat isolasi mandiri pasien Covid-19 kian meluas. Berikut ini 7 fakta mengapa warga menolak kebijakan Pemkot Surabaya tersebut.
Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan pihaknya menggunakan berbagai tempat publik sebagai tempat isolasi mandiri pasien Covid-19. Salah satunya gedung sekolah.
Menurutnya, pemilihan sekolah karena bangunnannya sudah jadi per ruangan dan juga fasilitas toilet juga sudah tersedia. Di setiap ruangannya juga sudah ada ventilasi dan AC-nya.
Namun sejak Jumat, 23 Juli 2021, sejumlah warga menolak kebijakan gedung sekolah jadi tempat isolasi mandiri pasien Covid-19. Setidaknya, penolakan itu terlihat di Barata Jaya dan Gunungsari. Bahkan warga di Surabaya barat menutup akses jalan menuju Stadion GBT.
Baca Juga: Protes Warga ke Wali Kota Surabaya Meluas, Ketua RT: Sekolah untuk Isolasi Covid-19 Bikin Takut
Berikut ini 7 fakta mengapa warga menolak sekolah jadi tempat isolasi pasien Covid-19.
1. Takut Terluar Covid-19
Ketua RT 07 RW 06 Kelurahan Gunungsari, Agus Purwanto mengungkapkan penolakan itu dilakukan karena warga merasa terancam tertular covid-19. Sebab, gedung sekolah seperti SDN Gunungsari 1 berada di lingkungan permukiman warga.
"Warga menolak, namanya penyakit kayak gini (Covid-19) ya takut warga kan tertular," ungkapnya.