Jukir tanpa Karcis Parkir sama dengan Pemalakan, Dishub Kota Surabaya: Di Luar Kendali Kami!

13 Agustus 2023, 14:00 WIB
juru parkir Kota Surabaya mengganti peluit dengan bendera /Instagram/@dishubsurabaya

ZONA SURABAYA RAYA - Retribusi parkir merupakan salah satu peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Surabaya. Untuk itu, Dinas Perhubungan (Dishub) selalu mengimbau pengguna untuk meminta karcis parkir.

Kepala Dishub Kota Surabaya Tundjung Iswandaru mengungkapkan, kebocoran PAD dari retribusi parkir bisa terjadi.

Yaitu ketika juru parkir tidak memberikan tiket kepada pengguna parkir. Padahal tiket adalah salah satu cara untuk mendulang PAD.

"Banyak dari pengguna tidak dikasih karcis. Jukir memang targetnya (misalnya) Rp 100.000 (per hari), padahal hari itu jumlahnya lebih dari 100.000 rupiah,” kata Tundjung dikutip dari laman Pemkot Surabaya, Minggu, 13 Agustus 2023.

Baca Juga: Mudik Bingung Naruh Kendaraan? Titipin Aja di Lokasi Parkir yang Disediakan Pemkot Surabaya, Aman dan Murah

Parkir tanpa karcis sama dengan pemalakan

Menurutnya, jika tidak memberikan karcis, maka uang parkir yang dibayarkan pengguna akan langsung masuk ke kantong Jukir. Maka ia pun mengimbau kepada masyarakat untuk terus meminta tiket atau karcis parkir.

"Jadi kalau tidak dapat tiket atau karcis parkir tidak perlu bayar. Jadi kita sama-sama harus menyelamatkan PAD kota,” ujarnya.

Baca Juga: Dinilai Sebabkan Kemacetan, Dishub Surabaya Kaji Kenaikan Tarif Parkir Pinggir Jalan

Namun, kata dia, ini berbeda dengan pengelolaan parkir di kawasan pertokoan. Dia mengatakan, untuk minimarket, pengelola sudah membayar pajak langsung ke Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Surabaya.

"Jadi kalau ada jukir di sana (minimarket), itu jukir ilegal. Jukir liar seperti itu di luar kendali kami (Dishub)," tutur Tundjung.

"Pelanggarannya sudah bisa dikategorikan pemalak, berarti kan sudah Aparat Penegak Hukum (APH) yang menindak," sambungnya.



Menurutnya, setiap hari juru parkir resmi di pinggir jalan umum menerima tiket atau karcis parkir dari Satgas Dishub Kota Surabaya.

Jumlah tiket yang diberikan diatur sesuai dengan potensi pendapatan parkir di setiap lokasi lahan parkir.

"Tapi kalau tiket parkir habis, jukir bisa meminta lagi, ada Satgas yang memberikan. Itu sebabnya kami memberitahu orang-orang untuk meminta karcis. Kalau orang tidak minta, ya PAD tidak masuk ke Pemkot," ujarnya.

Baca Juga: Tarif Parkir Tepi Jalan di Kota Surabaya Digadang-gadang bakal Naik, Begini Alasan Pemkot

Parkir cashless atau non-tunai

Ia menambahkan, saat ini pihaknya sedang mendalami sistem terkait retribusi parkir. Diharapkan transaksi pembayaran dapat dilakukan cashless atau non-tunai.

“Harapannya bisa non-tunai, tapi kami sedang melakukan penelitian tambahan tentang bagaimana proses pemungutannya," ujarnya.

Baca Juga: Seperti Preman, Parkir Liar Masih Merajalela di Kota Surabaya

Selain itu, pihaknya berencana menambahkan informasi harga di setiap lokasi parkir pinggir jalan. Ia juga berupaya agar para jukir tidak meminta pengguna untuk membayar lebih dari tarif parkir yang diatur.

"Karena terkadang orang tidak tahu apa itu zona parkir dan mana yang bukan. Dan kalau diberi tanda P bisa kita kasih tambahan nilai tarif di bawahnya, biar jelas," tutupnya. ***

Editor: Rangga Putra

Sumber: surabaya.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler