Raja Minyak Arifin Panigoro Meninggal Dunia di Amerika, Ini Profil dan Kekayaan yang Diwariskan

28 Februari 2022, 11:33 WIB
Raja Minyak Arifin Panigoro Meninggal Dunia di Amerika, Ini Profil dan Kekayaan yang Diwariskan /Instagram @medcofoundation

ZONA SURABAYA RAYA- Pemilik PT Medco Energi Internasional Tbk, Arifin Panigoro, meninggal dunia saat menjalani perawatan di Mayo Clinic, Rochester, Amerika Serikat, Senin, 28 Februari 2022.

Arifin Panigoro yang dikenal sebagai pengusaha, politisi dan pecinta sepak bola itu menghembuskan nafas terakhirnya di usia 77 tahun.

Sebelum tutup usia, Arifin Panigoro pernah ditunjuk sebagai Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) periode 2019-2024 yang langsung dilantik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Berikut ini profil singkat Arifin Panigoro, hingga ia dijuluki 'Raja Minyak Indonesia' dan termasuk salah satu orang terkaya di Indonesia.

Baca Juga: Apa Hikmah Isra Miraj Nabi Muhammad? Kiai Jeje Zainudin Ungkap Bukan Cuma Sholat 5 Waktu, Satu Hal ini Penting

Arifin Panigoro diketahui lahir di Bandung, Jawa Barat, 14 Maret 1945. Ia dikenal dalam industri energi, khususnya minyak, gas bumi. Juga pertambangan tembaga melalui perusahaanya PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC).

Arifin membangun bisnisnya di Bandung pada 1972 dengan nama CV Corona Electric. Awalnya CV itu bergerak di bidang instalasi listrik (kontraktor instalasi listrik).

Alumni Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB) membangun Grup Medco, yang bermula dari sebuah perusahaan kontraktor partikelir di bidang jasa pengeboran minyak dan gas bumi di daratan pada 1980.

Salah satu tonggak sejarah Medco adalah membeli Stanvac yang dimenangkan melalui tender yang kemudian namanya diubah menjadi Expan.

Melalui pembelian itu, Stanvac tak lagi dimiliki asing, tetapi sudah sepenuhnya dimiliki oleh Medco.

Baca Juga: Perang Rusia vs Ukraina, 240 Ribu Warga Sipil jadi Korban, 64 Tewas

Saat ini, Medco menggarap berbagai bisnis industri hulu berupa eksplorasi dan produksi migas, pertambangan tembaga, pertambangan emas; dan industri hilir di bidang pembangkit listrik.

Keberhasilan membangun Medco Group, membuatnya mengakuisisi perusahaan migas dari Inggris, Ophir Energy, pada 2019 lalu.

Arifin Panigoro berada di urutan ke-47 orang terkaya di Indonesia versi Forbes. Ia memiliki kekayaan sebesar USD550 juta atau setara Rp7,86 triliun (kurs Rp14.300 per USD).

Sementara itu, dalam karir politiknya, Arifin dikenal sebagai sosok yang dekat dengan kalangan mahasiswa.

Ia dituduh menggagalkan Sidang Umum MPR yang hendak melantik Soeharto menjadi presiden untuk ketujuh kalinya pada tahun 1998.

Kala itu, ia melakukan pertemuan dengan sejumlah tokoh politik di Hotel Radison, Yogyakarta.

Baca Juga: Lawan Madura United, Persebaya Tanpa Marselino

Saat aksi mahasiswa kian memanas dan meminta Soeharto turun, Arifin memberikan bantuan logistik kepada para mahasiswa yang melakukan demonstrasi di Gedung DPR.

Bantuan itu Arifin berikan untuk mencegah kekacauan dan kerusuhan. Ia tak ingin ada sentimen anti Tionghoa maupun permusuhan di antara golongan Muslim dan non-Muslim meluas ke seluruh Indonesia.

Setelah Soeharto lengser, Arifin lantas bergabung dengan partai politik PDIP dan mencalonkan diri sebagai anggota DPR untuk daerah pemilihan Kabupaten Tangerang pada tahun 1999.

Pada 2005, ia mengundurkan diri dari DPR dan PDIP, lalu membentuk Partai Demokrasi Pembaruan.

Partai itu didirikan oleh beberapa mantan anggota PDIP yang pernah dekat dengan Megawati Soekarnoputri.

Baca Juga: Jadi Kepala Kejaksaan Tinggi Jatim, Jaksa Cantik Mia Amiati Hanya Punya Rp2,8 Miliar, Ini Sumber Hartanya

Selain berkontribusi dalam bidang ekonomi dan politik, Arifin Panigoro juga turut berkontribusi dalam mengembangkan olahraga sepak bola nasional melalui turnamen Piala Medco.

Ia juga tercatat sebagai penggagas Liga Primer Indonesia (LPI) pada 2010. Kompetisi ini fenomenal, lantaran menjadi tandingan Liga Super Indonesia yang digelar PSSI.

Di antara prestasi yang ia torehkan, Arifin Panigoro merupakan salah satu tokoh yang menerima Bintang Mahaputera Nararya pada 2019. ***

Editor: Ali Mahfud

Sumber: Forbes Antara

Tags

Terkini

Terpopuler