Waduh, Makan Nasi Bisa Picu JANTUNG dan DIABETES Jika Terlalu Banyak

18 Februari 2022, 06:00 WIB
Ilustrasi nasi /tangkapan layar/pixabay/magaret_1974

ZONA SURABAYA RAYA - Kita sebagai masyarakat Indonesia tentunya sudah begitu familiar dengan keberadaan nasi di tengah santapan hidangan saat makan.

Menyantap makanan dengan nasi memang merupakan kebiasaan masyarakat Indonesia. Bahkan, ada masyarakat yang menilai jika makan tanpa nasi dianggap belum makan oleh sebagian orang.

Meski demikian, faktanya bahwa mengkonsumsi nasi secara berlebihan justru tidak baik. Karena pada dasarnya apapun yang berlebihan itu akan selalu menimbulkan masalah.

Seperti dilansir ZonaSurabayaRaya dari laman Health Digest, Jumat 18 Februari 2022, menurut Layanan Penelitian Pertanian Departemen Pertanian Amerika Serikat, dalam 1 cangkir nasi terkandung 44,6 gram karbohidrat dan 4,25 gram protein.

Baca Juga: Jangan Disepelekan, Stroke Bisa Muncul Karena 5 Hal ini

Jumlah ini juga tak jauh berbeda dengan beras merah yang dibilang lebih sehat.

"Faktanya, konsumsi terlalu banyak pangan tinggi karbohidrat termasuk berat dapat menyebabkan diabetes," ujar Ahli Nutrisi Clyde Wilson, dilansir dari sumber yang sama.

Berikut beberapa masalah kesehatan yang bisa muncul jika makan nasi terlalu banyak.

1. Masalah Pencernaan
Mengonsumsi nasi berlebihan dapat menyebabkan kembung, bersendawa, dan gangguan pencernaan pada beberapa orang. Masalah tersebut memicu peradangan karena kandungan karbohidrat pada nasi yang tinggi.

Pada beberapa kasus, makan nasi terlalu banyak juga menyebabkan masalah yang disebut 'small intestinal bacterial overgrowth (SIBO). Masalah ini ditandai dengan pertumbuhan bakteri berlebih di usus kecil.

Gejala SIBO antara lain mual, kembung, diare, nafsu makan buruk, dan sakit perut. Jika sudah mengalami kondisi ini, Anda disarankan 'puasa' nasi selama 6 minggu untuk melihat reaksi tubuh Anda.

Baca Juga: Jangan Sembarangan Konsumsi, Makanan ini Bisa Memperparah Gejala Covid-19

2. Berisiko Sakit Jantung
Sakit jantung merupakan salah stau penyebab kematian teratas versi World Health Organizations (WHO). Masalah ini berkaitan dengan kandungan arsenik yang tinggi pada beras utuh, tapi tidak berlaku untuk beras putih karena proses pengelupasan dedaknya.

Dedak inilah yang diketahui mengandung arsenik tinggi. Semakin sering makan nasi dari beras utuh, maka kandungan arseniknya menumpuk di dalam tubuh dan itu meningkatkan risiko diabetes, sakit jantung, hingga kanker.

3. Risiko Diabetes
Menurut Harvard T.H. Chan of School of Public Health, beras memiliki nilai indeks glikemik (GI) 48-93. Nilai tersebut menunjukkan dampak nyata pada peningkatan kadar glukosa darah. Semakin tinggi GI, semakin tinggi kadar gula dalam darah.

Baca Juga: Ternyata Es Krim dan Beberapa Makanan ini Bisa Meringankan Gejala Omicron

"Beras putih lebih sedikit seratnya dan itu kenapa lebih mungkin memengaruhi kadar gula darah dan meningkatkan risiko diabetes," tulis laporan kesehatan tersebut.***

Editor: Timothy Lie

Sumber: Health Digest

Tags

Terkini

Terpopuler