Suara Gaib Gunung Semeru Jadi Petanda Bencana Besar, Kini 15 Orang Tewas dan 27 Lainnya Hilang

6 Desember 2021, 17:41 WIB
Permukiman warga rusak parah akibat letusan gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu 4 Desember 2021. Dari sisi mitos, suara gaib di Semeru diyakini menjadi petanda bencana /Instagram @mountainsiana

ZONA SURABAYA RAYA- Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, begitu lekat dengan mistis. Termasuk saat alami erupsi pada Sabtu 4 Desember 2021 lalu. Disebut ada petanda suara gaib di gunung tertinggi di Pulau Jawa itu.

Salah satu mitos yang dipercaya hingga sekarang, menghubungkan erupsi Gunung Semeru sebagai petanda bencana. Letusan Semeru diyakini akan membawa penderitaan rakyat.

Entah kebetulan atau tidak, erupsi Gunung Semeru pada Sabtu lalu membawa dampak besar bagi masyarakat. Tak hanya membuat rumah dan bangunan lainnya rusak. Tapi juga nyawa warga melayang.

Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyebut sampai sekarang, total 15 orang meninggal dunia dampak awan panas guguran (APG) Gunung Semeru.

Rinciannya, 8 korban meninggal teridentifikasi di Kecamatan Pronojiwo, sedangkan 7 lainnya di Kecamatan Candipuro.

Baca Juga: BIADAB! 2 Kali Suruh Aborsi dan Bikin Sang Pacar Tewas, Bripda Randy Hanya Diancam Hukuman 5 Tahun

Menurut Abdul, total korban terdampak awan panas guguran Gunung Semeru sebanyak 5.205 jiwa. Tercatat 1.707 jiwa mengungsi di 19 titik.

Tak hanya itu, sebanyak 27 orang masih hilang dampak erupsi Gunung Semeru.

"Posko tanggap darurat bencana awan panas dan guguran Gunung Semeru melaporkan jumlah warga yang masih dinyatakan hilang sebanyak 27 orang," kata Abdul Muhari dikutip ZonaSurabayaRaya.Com, Senin 6 Desember 2021.

Dari catatan PVMG, Gunung Semeru telah erupsi setidaknya 87 kali sejak tahun 1818.

Gunung yang dipercaya sebagai tempat tinggal para dewa ini memiliki ketinggian 3.676 mdpl. Ini menjadikan Semeru sebagai gunung tertinggi di Pulau Jawa.

Baca Juga: Erupsi Gunung Semeru Dahsyat tapi Nyaris tak Dirasakan Warga, Ahli Vulkanologi ITB Ungkap Penyebabnya

Karena itu, Gunung Semeru dipercaya sebagai paku bumi pulau Jawa. Jika Semeru hancur, maka hancur pula Pulau Jawa.

Dalam beberapa literasi, Semeru juga dikenal dengan Mahameru. Gunung Semeru ini sangat lekat dengan mitos masyarakat Jawa.

Mengutip dari Pikiran-Rakyat.Com,
Gunung Semeru bagi sebagian kalangan dipercaya sebagai bagian puncak dari Gunung Meru di India.

Semeru dalam cerita tersebut, dibawa Dewa Brahma dan Dewa Wisnu ke Tanah Jawa. Gunung Semeru ini dijadikan pasak bumi yang menjadikannya kokoh dan gagah.

Dalam Kitab Tantu Panggelaran, sebelum Gunung Semeru ditancapkan, lautan dan samudera membuat Pulau Jawa terombang-ambing.

Sebagai penekan agar menyatu dengan daratan maka Gunung Semeru didatangkan sebagai pasak bumi.

Baca Juga: VIDEO: Erupsi Susulan Gunung Semeru Terjadi Lagi! Begini Kepanikan Warga

Para Dewa Hindu dipercaya menjadikan Gunung Semeru tempat bersemayam, dan menjadi penghubung antara Bumi dan Kahyangan.

Umat Hindu akan melakukan upakara (upacara) dan membawa sesaji kepada dewa-dewa di Gunung Semeru setiap mereka menerima suara gaib dari dewa-d Tanah Jawa.

Sementara itu, Ahli Vulkanologi Institut Teknologi Bandung (ITB) Dr. Eng. Mirzam Abdurrachman S.T., M.T punya pandangan lain.

Gunung Semeru, menurutnya, merupakan salah satu gunung api aktif tipe A. Berdasarkan data dan pengamatan yang dilakukan, Dr. Mirzam berkesimpulan bahwa Gunung Semeru memiliki interval letusan jangka pendeknya 1-2 tahun.

Baca Juga: VIDEO: Ini Pesan Juru Kunci Gunung Semeru Jawa Timur Sebelum Meletus

Terakhir tercatat pernah juga mengalami letusan di tahun 2020 juga di bulan Desember.

“Letusan kali ini, volume magmanya sebetulnya tidak banyak, tetapi abu vulkaniknya banyak sebab akumulasi dari letusan sebelumnya,” terang Dr Mirzam. ***

 

 

 

Editor: Ali Mahfud

Sumber: Pikiran Rakyat itb.ac.id Antara

Tags

Terkini

Terpopuler