ZONA SURABAYA RAYA - Dalam upaya lain untuk mendukung rubel, Bank Sentral Rusia dan Kementerian Keuangan Rusia bersama-sama memerintahkan perusahaan-perusahaan pengekspor Rusia untuk menjual 80 persen dari pendapatan mata uang asing mereka di pasar.
Pergerakan baru-baru ini menambah banyak tindakan yang diumumkan sejak Kamis 24 Februari 2022 guna mendukung pasar domestik, karena negara Rusia berjuang untuk mengelola dampak yang meluas dari sanksi Barat yang diberlakukan sebagai pembalasan atas invasi Rusia ke Ukraina.
Dilansir dari Reuters, Senin 28 Februari 2022, Bank sentral Rusia hari ini telah menaikkan suku bunga utamanya menjadi 20 persen dari 9,5 persen dalam langkah darurat, dan pihak berwenang mengatakan kepada perusahaan-perusahaan yang berfokus pada ekspor untuk menjual mata uang asing karena rubel jatuh ke rekor terendah.
Baca Juga: PERANG DUNIA 3 Belarusia Buka Akses Rusia Masukkan Nuklir ke Negaranya
"Kondisi eksternal untuk ekonomi Rusia telah berubah secara drastis," kata Bank Sentral Rusia.
Gubernur Bank Sentral Elvira Nabiullina akan mengadakan pengarahan pada pukul 13.00 GMT.
Kenaikan suku bunga utama akan memastikan kenaikan suku bunga deposito ke tingkat yang diperlukan untuk mengimbangi peningkatan depresiasi dan risiko inflasi.
Baca Juga: Sanksi Ekonomi Terhadap RUSIA Picu PERANG NUKLIR
Hal itu diperlukan guna mendukung stabilitas keuangan dan harga serta melindungi tabungan warga dari depresiasi,***