Sanksi Ekonomi Terhadap RUSIA Picu PERANG NUKLIR

- 28 Februari 2022, 16:10 WIB
Sistem pelontar api berat TOS-1 Rusia pertama kali dikerahkan di Afghanistan.
Sistem pelontar api berat TOS-1 Rusia pertama kali dikerahkan di Afghanistan. //www.airspace-review.com//

ZONA SURABAYA RAYA - Presiden Rusia, Vladimir Putin menuding negara-negara Barat telah mengambil posisi yang tidak menyenangkan terhadap Rusia dari sisi ekonomi.

Adapun, sanksi terhadap Rusia diberikan sebagai respons terhadap invasi Rusia ke Ukraina.

“Seperti yang kita lihat, negara-negara Barat tidak hanya mengambil langkah yang tidak bersahabat terhadap negara kami dalam hal ekonomi, seperti sanksi ilegal yang kita ketahui bersama, tapi pejabat tinggi negara-negara NATO juga mengeluarkan pernyataan agresif terhadap negara kami,” kata Putin.

Melansir dari Channel News Asia, Senin 28 Februari 2022, Putin memerintahkan angkatan militernya untuk meningkatkan status menjadi waspada tinggi. 

Baca Juga: PERANG DUNIA 3 Belarusia Buka Akses Rusia Masukkan Nuklir ke Negaranya

Diketahui langkah yang diambil Putin kali ini merujuk pada kesiagaan senjata nuklir Rusia setelah Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) memberikan sanksi ekonomi terhadap Moskow.

Masih melansir dari sumber yang sama, Presiden Negeri Tirai Besi ini juga menyampaikan pihaknya akan menempatkan pasukan pertahanan (deterrence force) ke dalam mode khusus merespons sanksi-sanksi yang diberikan negara-negara Barat terhadap Rusia.

Sikap Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu telah meningkatkan tensi dunia. Arahan Putin kali ini yang merujuk pada penggunaan senjata nuklir pun akan meningkatkan kewaspadaan global.

Diketahui Rusia memiliki gudang senjata nuklir terbesar di dunia dengan sejumlah rudal balistik yang menjadi andalan pasukan militernya.

Halaman:

Editor: Timothy Lie

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x