70 Nyawa Melayang di Ukraina, Presiden Zelenskiy: Saya Target Nomor Satu Rusia

- 25 Februari 2022, 13:48 WIB
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy  mengatakan, dirinya tidak akan meninggalkan Ukraina walaupun diserang oleh Rusia
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy mengatakan, dirinya tidak akan meninggalkan Ukraina walaupun diserang oleh Rusia /Ukrainian Presidential Press Service/Handout via REUTERS

ZONA SURABAYA RAYA- Hujan peluru yang mengakibatkan sedikitnya 70 orang kehilangan nyawa, tak membuat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyerah ke Rusia.

Dalam pernyataan Jumat, 25 Februari 2022, Zelenskiy berjanji untuk tetap tingga di Kiev. Ia menyebut dirinya sebagai "target nomor satu" Rusia.

"Musuh telah menandai saya sebagai target nomor satu," kata Zelenskiy, memperingatkan lewat pesan video.

Pernyataan Zelenskiy itu muncul ketika pasukannya bertempur melawan tentara Rusia, yang bergerak menuju ibu kota Ukraina.

Baca Juga: Rusia Serang Ukraina, Kedok Presiden Vladimir Putin Dibelejeti Mantan Raja Minyak: Invasi Itu Pengkhianatan

Serangan Rusia ini menjadi perang terbesar terhadap sebuah negara Eropa sejak Perang Dunia II.

"Keluarga saya adalah target nomor dua. Mereka ingin memusnahkan Ukraina secara politik dengan menghancurkan kepala negaranya," lanjut Zelenskiy.

"Saya akan bertahan di ibu kota. Keluarga saya juga di Ukraina," kata dia.

Rusia melancarkan invasi lewat darat, udara dan laut pada Kamis, menyusul pernyataan perang Presiden Vladimir Putin.

Baca Juga: Ancam Bongkar Perselingkuhan Kalina Ocktaranny, Vicky Prasetyo Kena Balasan Menohok: Dia Ceritakan Dirinya

Diperkirakan sekitar 100.000 orang menyelamatkan diri ketika ledakan dan tembakan mengguncang kota-kota besar di Ukraina.

Pejabat AS dan Ukraina mengatakan Rusia bermaksud merebut Kiev dan menggulingkan pemerintah, yang oleh Putin dianggap sebagai boneka AS.

Tentara Rusia menguasai pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl ketika mereka bergerak maju melintasi rute terpendek ke Kiev dari Belarus ke arah utara.

Putin mengatakan Rusia melakukan "operasi militer khusus" untuk menghentikan genosida pemerintah Ukraina terhadap rakyatnya sendiri. Tuduhan itu disebut tidak berdasar oleh Barat.

Baca Juga: Setahun Jabat Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi Janji Pulihkan Ekonomi, Apa Kabar Janji Penghasilan Rp 7 Juta?

Dia juga mengatakan Ukraina merupakan negara yang tidak sah karena secara historis tanahnya adalah milik Rusia.

Zelenskiy mengatakan pada Jumat bahwa 137 personel militer dan warga sipil tewas dan ratusan lainnya terluka dalam pertempuran.

Pejabat Ukraina sebelumnya melaporkan sedikitnya 70 orang kehilangan nyawa.

AS dan anggota NATO lainnya telah mengirim bantuan militer ke Ukraina tapi belum ada langkah untuk mengerahkan pasukan karena khawatir dapat memicu konflik yang lebih luas.

Baca Juga: PERANG DUNIA 3 Pecah Ukraina Minta Turki Menutup Selat Bosphorus

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba mengatakan Ukraina membutuhkan banyak senjata untuk menahan gempuran tentara Rusia.

"Lebih banyak senjata untuk terus bertempur… banyaknya tank, kendaraan lapis baja, pesawat, helikopter yang dikerahkan oleh Rusia di Ukraina, tak terbayangkan," ungkap Dmytro Kuleba. ***

Editor: Ali Mahfud

Sumber: Reuters Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah