Louis Vuitton Dituding Melakukan Perampasan Budaya atas Keffiyeh Palestina

- 6 Juni 2021, 09:45 WIB
Keffiyeh dan syal Luis Vuiton
Keffiyeh dan syal Luis Vuiton /The Independent/

ZONA SURABAYA RAYA - Rumah fashion Louis Vuitton tengah berada di pusaran kontroversi. Pasalnya, rumah mode asal Prancis itu dituduh melakukan perampasan budaya.

Perampasan budaya itu adalah produk syal yang seharga USD705 atau setara dengan Rp10 juta. Untuk diketahui, syal itu disebut-sebut mirip dengan keffiyeh Palestina.

Louis Vuitton sendiri tidak mencantumkan dari mana mereka mendapat inspirasi mendesain syal itu. Akibatnya, mereka menuai hujan kritik. Soalnya, mereka dituding mengambil keuntungan dari kaum tertindas.

Baca Juga: Temuan Benteng Kuno Kenjeran Simpan Misteri, Ada Pahatan Ayah Krisdayanti hingga Soal Agresi Jepang

Di Palestina sana, keffiyeh merupakan simbol nasionalisme. Kalau di Indonesia, adalah kopyah, peci atau songkok yang menjadi simbol budaya.

“Ini tidak beretika. Menjual simbol budaya Palestina seharga USD705 dengan tidak mengakui kalau itu milik kebudayaan Palestina. Setidaknya akui rakyat Palestina dan perjuangan mereka,” tulis warganet di Twitter, seperti dikutip Reuters, Minggu, 6 Juni 2021.

Rupanya, perampasan budaya pada dunia mode bukanlah yang pertama kali terjadi.

Baca Juga: Ayah Perkosa Anak Kandung di Sidoarjo Terancam Tindak Kebiri

Perancang busana asal Palestina, Omar Joseph Nasser-Khoury, keffiyeh di negaranya adalah simbol perlawanan atas perampasan, penggusuran sistematis, pembunuhan di luar proses hukum, dan penindasan.

Halaman:

Editor: Gita Puspa Ningrum

Sumber: The Independent


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah