Baca Juga: Suku Tengger Bromo Ambil Air Suci Dari Mata Air Probolinggo Lumajang Malang dan Pasuruan
“Kalau mantra Mulunen tidak hafal 100 persen, maka masih bisa diulang sekali lagi. Kalau sudah 2 kali tetap masih gagal, maka dinyatakan tidak lulus dan bisa diulang tahun depannya,” jelasnya.
Menurut Bambang, Mulunen atau Wisuda Samkara merupakan prosesi upacara ujian sekaligus pengukuhan Dukun Pandita baru.
Pengujinya merupakan Ketua Paruman Dukun Tengger Sutomo.
“Mulunen ini masuk dalam rangkaian ritual Yadnya Kasada. Tahapannya meliputi pembacaan Sejarah Kasada, Puja Stuti Dukun Pandhita, Mulunen/Pengukuhan Dukun Pandita Baru, Mekakat atau upacara penutup serta korban suci/Nglabuh ke kawah Gunung Bromo,” terangnya.
Bambang menerangkan Mulunen ini belum tentu ada setiap tahun, karena tergantung desa ada yang kosong atau membutuhkan tambahan Dukun Pandita baru.
“Saat ini statusnya masih calon, besok kalau sudah dinyatakan lulus Mulunen baru bisa menjadi Dukun Pandita. Jika sudah lulus, nanti akan mendapatkan SK dan sertifikat yang dikeluarkan oleh Paruman Dukun Pandita Tengger,” tegasnya.
Lebih lanjut Bambang menegaskan apabila sudah lulus menjadi Dukun Pandita maka tidak boleh menyimpang dari ajaran agama Hindu, menjaga etika dan adat istiadat serta tidak melanggar hukum nasional.
Misalnya tersangkut kasus kriminal dan lain sebagainya.