Dampaknya, lanjut dia, adalah terjaminnya stabilisasi keamanan dalam negeri. Masyarakat tidak mudah terpecah dengan beragam isu yang datang berbagai arah.
“Persatuan, kesatuan, dan gotong-royong itu yang menyatukan masyarakat,” tegas dia.
Kekuatan toleransi, lanjut Awi, bisa didapati di Surabaya yang memiliki kemajemukan. Contohnya yakni setiap menjelang perayaan hari besar keagamaan, pemerintah kota (pemkot) setempat selalu memasang berbagai ornamen tertentu di beberapa titik, salah satunya ditempatkan di balai kota.
Tak hanya itu , Balai Kota Surabaya juga menjadi lokasi pelaksanaan hari besar keagamaan. Tahun ini digelar Hari Raya Natal dan Nyepi, kemudian berlanjut dengan pelaksanaan Shalat Id.
Puji Pemkot Surabaya
Pada kesempatan itu, Awi juga memuji Pemkot Surabaya yang mampu menghadirkan kenyamanan dan keamanan bagi seluruh pemeluk agama.
“Situasi sudah sangat terbangun sangat baik, dan saya yakin Pak Wali Kota memikirkan tentang itu,” lanjutnya.
Ia berharap perayaan Hari Raya Idul Fitri semakin menyatukan seluruh elemen yang ada di Kota Surabaya.
“Kita saling memaafkan semua kesalahan, membangun persaudaraan, tali silaturahim, kesatuan, persatuan, dan gotong royong agar negara dan kota ini semakin maju,” pungkas Adi Sutarwijono. ***