Gedung Cerutu dan Internatio, Saksi Bisu Tewasnya Jendral Mallaby di Tangan Arek Suroboyo

- 12 November 2021, 12:33 WIB
Gedung Cerutu Surabaya
Gedung Cerutu Surabaya /Zona Surabaya Raya/Timothy Lie

ZONA SURABAYA RAYA - Dua hari yang lalu Indonesia baru saja memperingati Hari Pahlawan 10 November.

Namun saat kita melewati kawasan Jembatan Merah Surabaya, suasana Surabaya tempo dulu masih kental terasa.

Salah satu titik yang menjadi histori pecahnya peperangan 10 November yakni lokasi tewasnya Jendral Inggris, Brigjend Mallaby tepatnya di depan Gedung Cerutu dan Internatio.

Kedua gedung itulah, yang menjadi saksi sejarah tewasnya Brigjend Mallaby, yang kemudian menyulut perang besar melawan sekutu dan Inggris, yang kemudian kita peringati sebagai Hari Pahlawan 10 Nopember.

Brigjend Mallaby tewas didalam mobil yang meledak dan terbakar, tidak jauh dari gedung Cerutu dan gedung Internatio, ditempat yang sekarang menjadi area Taman Sejarah, didepan Jembatan Merah Plasa (JMP), Surabaya.

Baca Juga: Kronologi Lahirnya Hari Pahlawan 10 November, Semangat Persatuan Pemuda Indonesia di Surabaya

Gedung Cerutu, begitulah gedung kuno itu banyak disebut.

Memiliki menara yang berbentuk seperti cerutu, gedung itu masih kokoh dan terpelihara hingga sekarang.

Terletak di jalan Rajawali, tepatnya bersebelahan dengan Hotel Arcadia, didepan gedung Internatio.

Sejarahnya, Gedung Cerutu dibangun pada tahun 1916, sebagai kantor perusahaan gula NV Maatsschappij Tot Exploitatie van Het Bureau Gebroders Knaud.

Di kemudian hari gedung yang pernah dipakai sebagai kantor Said Oemar Bagil dan kantor Bank Bumi Daya, telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya.

Baca Juga: Upacara Bendera Dalam Kapal Selam, Peringati Hari Pahlawan 10 November

Gedung Internatio atau lengkapnya Internationale Crediten Handelvereeniging Rotterdam, dibangun tahun 1927 dan selesai tahun 1931, oleh Algemeen Ingenieurs en Architecten Bureau, dengan arsitek Ir. Frans Johan Louwrens Ghijsels.

Gedung ini dijadikan markas tentara sekutu segera setelah mendarat di Surabaya tanggal 25 Oktober 1945.

Pada tanggal 28 - 30 Oktober 1945, terjadi pertempuran sengit, dimana tentara Inggris yang dipimpin Mayor V Gojali yang menduduki gedung Internatio, dikepung oleh pejuang arek-arek Surabaya.

Pertempuran seharusnya berakhir sesuai kesepakatan genjatan senjata, melalui perundingan, yang dilakukan di gedung Gubernuran, oleh Presiden Sukarno dan Hatta dengan pihak Inggris.

Dari kantor Gubernuran itulah, tanggal 30 Oktober 1945, beriringan 8 mobil menuju gedung Internatio.

Penumpang dari mobil yang beriringan tersebut diantaranya Residen Sudirman, HR Mohammad dan Aubertin Walter Sothern Mallaby, atau dikenal dengan Brigjend Mallaby beserta ajudannya.

Mobil Brigjend Mallaby yang terbakar
Mobil Brigjend Mallaby yang terbakar

Iring-iringan mobil berhenti di alon-alon Willemsplein (sekarang dikenal sebagai Taman Jayengrono, masih diseputaran gedung Internatio).

Setelah maghrib pertempuran di gedung Internatio akhirnya berhenti dengan proses yang alot, namun ditengah situasi dan suasana memanas, saat massa mulai mengerumuni mobil Mallaby, terjadi insiden tembakan dari dalam gedung Internatio.

Tembakan tersebut membuat pejuang-pejuang rakyat berhamburan dan tidak sedikit yang tumbang.

Dalam insiden itulah Brigjend Mallaby tewas dengan mobil yang meledak dan terbakar karena lemparan granat oleh sosok yang tidak diketahui hingga saat ini.***

Editor: Ali Mahfud

Sumber: Arsip Nasional RI Museum 10 November


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah