ZONA SURABAYA RAYA - Keterbatasan fisik tidak menjadi penghalang bagi komunitas disabilitas di Kota Surabaya, mereka terus berkarya melawan keterbatasan dengan berkarya dari hati lewat dunia seni.
Seperti Komunitas Mata Hati yang berlokasi di Jalan Rungkut Asri Kota Surabaya, hampir setiap harinya para penyandang disabilitas berkumpul untuk berlatih alat musik, maupun berlatih tari dan drama bersama.
Rutinitas kegiatan yang dilakukan oleh para penyandang disabilitas adalah kegiatan sehari-hari yang dituntut oleh para relawan Komunitas Mata Hati untuk mandiri. Seperti, memasak, makan, belajar, dan berinteraksi dengan banyak orang.
Baca Juga: Dua Tahun Pandemi Covid-19, Limbah Masker di Kota Surabaya Capai 863 Kg dalam Sebulan
Salah satu relawan Komunitas Mata Hati, Dian Ika Riani mengatakan, bahwa konsep mengasihani para penyandang disabilitas harus mulai dihindari. Hal ini berakibat buruk dan menyebabkan para penyandang disabilitas menjadi tidak menghargai.
“Prinsipnya hidup mereka tidak hanya di sekitar teman-teman difabel saja, tapi juga membaur bersama masyarakat lainnya. Kita harus melihat mereka dari sisi yang lain, artinya memang mereka difabel yang memiliki perbedaan kemampuan, bukan ketidakmampuan,” ucap Dian Ika saat ditemui, Sabtu, 21 Agustus 2021.
Selain itu, Dian Ika juga menerangkan, bahwa penyandang disabilitas atau difabel seperti tunanetra juga tidak melulu beraktifitas sebagai tukang pijit, melainkan juga kegiatan lainnya, seperti konter kreator.
Baca Juga: Kabar Bagus, Tahun Depan Covid-19 Melandai