Network
ZONA SURABAYA RAYA - Menjelang peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-76, bangunan tua dan cagar budaya di Kota Surabaya, Jawa Timur kembali menjadi sorotan. Pasalnya, banyak bangunan tua yang bernilai sejarah sudah dirobohkan.
Bangunan tua dan bersejarah yang dirobohkan itu diantaranya Toko Nam Tunjungan, Rumah Radio Bung Tomo Jalan Mawar, bangunan Sinagog Jalan Kayon, Rumah Sakit Simpang Jalan Pemuda, dan lain-lain.
Guru Besar Fakultas Budaya Universitas Airlangga ( FIB Unair), Prof. Dr. Purnawan Basundoro, M.Hum menyesali hal itu. Menurut Prof. Purnawan seharusnya bangunan cagar budaya dapat dijadikan penanda sejarah.
“Misalnya kita mengaku bahwa umur Kota Surabaya sudah 728 tahun, tapi kita tidak memiliki bukti karena semua bangunan tua sudah dirobohkan,” tandas Prof Purnawan dikutip Zona Surabaya Raya (Pikiran Rakyat Media Network) dari laman resmi Kominfo Jatim, Senin, 9 Agustus 2021.
Baca Juga: Vaksin Merdeka Polda Jatim, Selasa 10 Agustus 2021, Simak Syarat dan Cara Daftar
Harusnya, kata Prof Purnawan semua pihak bisa menjaga kelestarian cagar budaya. Sebab perobohan gedung tua bersejarah berdampak pada hilangnya peninggalan kebudayaan berupa cagar budaya.
“Cagar budaya itu kan menyangkut gedung lama. Sifat dari orang Indonesia yang menginginkan hal-hal baru, maka kemudian gedung tersebut (gedung cagar budaya, Red) dihancurkan,” tutur Prof. Purnawan.
Lokasi cagar budaya yang strategis karena terkadang berada di tengah kota, menjadi hal yang menyebabkan para investor “menukarnya” dengan bangunan baru.
Oleh karena itu, Prof Punarwan menegaskan kebudayaan merupakan warisan dari anak-cucu kita.
