Gelar Latihan Militer, Korea Utara Serukan Siap Perang Melawan Amerika Serikat dan Sekutu!

7 Februari 2023, 09:00 WIB
Joe Biden mengungkapkan sebuah pesan singkat untuk Kim Jong Un saat Presiden AS itu berkunjung ke Asia Pasifik. /Kolase foto Reuters/Leah Millis dan KRTV via Reuters/

ZONA SURABAYA RAYA - Kim Jong Un selaku Presiden Korea Utara, telah mengadakan pertemuan militer dan berjanji akan meningkatkan kesiapan perang negara dengan latihan yang masif.

Hal tersebut dilaporkan oleh media pemerintah, Selasa 07 Februari 2023.

Pada pertemuan komisi militer pusat yang diadakan oleh Partai Buruh, para pemangku kepentingan sedang merundingkan tugas serta tanggungjawab militer dan keutamaan politik.

Hal ini berkaitan dengan permasalahan jangka panjang mengenai tujuan dibangun/dibentuknya tentara, jelas kantor berita KCNA.

Baca Juga: Perbatasan Korea Tegang, Warga Membelot ke Korut dengan Tembus Penjagaan Sangat Ketat Tentara

“Mempelajari dan mendiskusikan masalah tersebut, ruang lingkup pembasannya akan terus diperbesar sembari menguatkan basis pertahanan melalui operasi militer dan latihan tempur KPA," tutur KCNA, merujuk pada Tentara Rakyat Korea, dikutip dari Reuters, Selasa, 7 Februari 2023.

"Hal tersebut juga untuk menghadapi kemungkinan yang dapat terjadi dan mengoptimalkan kesiapan perang” sambung KCNA.

Baca Juga: Halo... Titik, Kode Presiden AS Joe Biden ke Presiden Korea Utara Kim Jong Un, Begini Maksudnya

Pertemuan tersebut digelar oleh pihak Korea Utara pasaca mereka mengutuk latihan militer Amerika Serikat dan sekutunya.

Mereka menyatakan telah telah sampai pada “garis merah ekstrim” dan mengancam untuk mengubah semenanjung menjadi “persenjataan perang dan zona perang yang kritis”.

“Pihak Korea Utara tidaklah tertarik untuk berdialog selama pihak Washington mengupayakan kebijakan yang menimbulkan permusuhan dua negara,” rilis Kementerian Luar Negeri Korut dalam pernyataannya, Kamis, 2 Februari 2023 lalu.

“Korea Selatan menyatakan akan memperluas latihan militer dan mengerahkan lebih banyak aset strategis, seperti kapal induk dan pembom jarak jauh untuk melawan pengembangan senjata Korea Utara serta mencegah perang,” ujar Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin kala melakukan kunjungan ke Korea Selatan.

“Tujuan Amerika Serikat adalah untuk meningkatkan keamanan dan menjaga stabilitas yang lebih besar dan tetap berkomitmen untuk membela Korea Selatan,” kata Menhan Austin kala ditanya mengenani ketegangan Amerika Serikat dengan Korea Utara saat kunjungannya di Filipina.

Sebagai tambahan informasi konflik diantara negara-negara tersebut sebetulnya telah lama terjadi.

Baca Juga: Korea Utara Luncurkan Rudal Lagi, Kim Jong Un Kirim Sinyal Perang?

Sejarah mencatat hal tersebut bermula kala Perang Korea atau dikenal dengan proxy war berkecamuk antara tahun 1950-1953.

Perang tersebut melibatkan Korea Utara dan Korea Selatan sebagai aktor utama. Sekutu dari pihak Korea Selatan adalah Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Inggris.

Baca Juga: Korea Utara Larang Warganya Tertawa dan Mabuk Selama 11 Hari Untuk 10 Tahun Kematian Kim Jong-il

Sementara dari pihak Korea Utara bersekutu dengan Republik Rakyat Tiongkok dan Uni Soviet.

Perang Korea di Korea Selatan disebut dengan perang 6-2-5, dan Korea Utara menyebut perang tersebut sebagai perang pembebasan tanah air.

Sementara pemisaha Korea sendiri terjadi pada Konferensi Potsdam tahun 1945 yang diputuskan sepihak oleh sekutu.***

Editor: Rangga Putra

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler