Penamaan "Kamis Putih" sendiri berasal dari bahasa Belanda "Witte Donderdag", yang menggambarkan nuansa kebersihan dan kesucian dalam perayaan ini.
Dalam pemahaman umum, nama "Kamis Putih" tidak menerjemahkan istilah resmi dari liturgi Katolik, tetapi digunakan untuk merujuk pada perayaan liturgis pada hari tersebut.
Perayaan ini juga menjadi momen bagi umat Katolik untuk merenungkan ajaran-ajaran kasih, pengampunan, dan pengorbanan yang diajarkan oleh Yesus Kristus.
Namun, Kamis Pytih juga mengingatkan akan sebuah peristiwa, pengkhianatan Yesus oleh salah satu muridnya, Yudas Iskariot.
Dengan demikian, Kamis Putih bukan hanya sekadar perayaan ritual, tetapi juga momen yang membangkitkan spiritualitas, pengabdian, dan kesadaran akan ajaran-ajaran Kristus.
Dalam suasana yang khusyuk, umat Katolik di seluruh dunia bersatu dalam doa dan refleksi, mempersiapkan diri untuk memasuki Tri Hari Suci yang penuh makna.***