ZONA SURABAYA RAYA - Siapa sangka dibalik keindahan Gunung Semeru yang memiliki tinggi 3.676 meter dari permukaan laut dan merupakan gunung tertinggi ke 3 di Indonesia ini menyimpan sejuta misteri.
Terbukti gunung yang menjulang tinggi tampak bersahabat dengan ketenangannya ini, tiba-tiba tanpa memberikan tanda-tanda apapun 4 Desember 2021 yang lalu tampak murka dengan mengeluarkan lahar panas yang disertai awan panas atau dikenal dengan wedus gembel yang telah meluluh lantakkan semua yang ada di sekitar wilayah Semeru.
Muntahan awan panas sejauh 1.88 meter ini tidak saja memporak porandakan wilayah di sekitar Semeru. Namun juga telah menelan harta benda dan korban jiwa. Hingga saat ini sudah ditemukan lebih dari 40 orang yang meninggal dunia. Dan tidak menutup kemungkinan jumlah korban jiwa yang meninggal dunia ini akan bertambah. Karena hingga kini tim sar bersama relawan serta TNI Polri sedang mencari korban yang belum di temukan atau tertimbun abu vulkanik yang ketebalannya mencapai 20-30 meter.
Meletusnya Gunung Semeru ini sendiri sudah di terawang seorang anak Indigo dari Surabaya sejak bulan awal tahun 2021 yang lalu. Anak Indigo yang dulu juga meramal akan ada bencana besar namun tidak kelihatan tetapi jumlah korbannya lebih dari bencana alam. Dan terbukti bencana yang tidak kelihatan ini adalah virus covid 19.
Terkait erupsi Gunung Semeru, Adrian (14 tahun) anak indigo yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama di salah satu SMP Negeri di Surabaya ini mengatakan bahwa. erupsi yang terjadi di Gunung Semeru ini memang merupakan kuasa dari sang sutradara kehidupan atau Allah. Dan sudah ditakdirkan harus terjadi. Selain itu erupsi Gunung Semeru juga menjadi pertanda akan adanya bahaya yang perlu diwaspadai tahun 2022 nanti..
Selain itu, Adrian yang bisa berkomunikasi dengan mereka yang tidak terlihat termasuk penjaga Gunung Semeru mengatakan bahwa dengan adanya erupsi ini merupakan peringatan juga dari Penjaga Gunung Semeru terutama pada mereka yang tinggal di kawasan semeru yang sudah tidak lagi peduli dengan sesama dan lingkungan serta sudah melupakan krodartnya sebagai manusia yang berjalan di rel yang benar.
Oleh Adrian sosok Penjaga Gunung Semeru ini dikatakan adalah sosok laki laki tua berkulit kuning yang tampak bertelanjang dada dan hanya kain jarik warna coklat sebatas lutut. Ia mengatakan bahwa semua yang terjadi ini akibat kesalahan manusianya sendiri terutama yang tinggal di kawasan Semeru yang sudah tidak memiliki tata krama, sopan santun, melupakan tradisi dan tidak menghargai lingkungannya.
"Menungso ne lali karo janjine biyen, Menungso saiki ora duwe unggah ungguh lan toto kromo lan sering ngrusak lingkungan. Wis ora peduli karo lingkunganane (manusianya sudah lupa akan janjianya dulu. Manusia sekarang sudah tidak punya sopan santun dan tata krama dan sering merusak alam. sudah tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya," kata Adrian ketika di temui Zona Surabaya Raya di kawasan Surabaya Barat.
Oleh karena itu, Adrian mengatakan bahwa sudah saat ini, kita semua mulai berinstrospeksi diri atas semua kesalahan yang dilakukan baik sesama manusia atau kepada alam maupun pada lingkungan sekitar. Selain itu, bagaiamanapun kita hidup, tinggal, dan mencari nafkah di Pulau Jawa, tanpa melihat apapun agamanya, kita harus tetap menjaga dan melestarikan tradisi yang ada di Pulau Jawa.
Meski jaman sudah modern, ada baiknya para generasi muda menggali atau bertanya pada para sesepuh tentang berbagai tradisi yang ada di Pulau Jawa. Sehingga para generasi muda ini tidak melupakan atau meninggalkan tradisi di Pulau Jawa yang sudah ratusan tahun yang lalu sudah ada.
Selain itu menurut Adrian, kelahiran Surabaya1 Januari 2008 juga mengingatkan masyarakat di Pulau Jawa agar lebih waspada dan berhati hati bakal banyak kejutan yang akan terjadi di Pulau Jawa. Setelah Gunung Semeru meletus akan ada lagi 3 Gunung yang juga akan siap memuntahkan lahar panasnya. Selain itu Indonesia bakal di guncang bencana. Semoga Indonesia kuat menghadapinya. ***