Network
ZONA SURABAYA RAYA - Gabungan Perusahaan Rokok (GAPERO) Surabaya menyampaikan keluhannya kepada Gubernur Jawa Timur mengenai ketidak pastian kondisi IHT di Indonesia, di mana hal ini dikhawatirkan akan meningkatkan jumlah rokrok ilegal dan juga berdampak buruk pada kesejahteraan petani tembakau Indonesia.
Di sisi lain, saat Konferensi Pers Nota Keuangan dan RUU APBN 2022, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kenaikan tarif cukai rokok tahun depan mempertimbangkan empat hal, yakni, aspek kesehatan, tenaga buruh yang bekerja langsung di industri rokok termasuk petani tembakau, dan dari sisi penerimaan negara serta peredaran rokok ilegal.
Dalam bahasan yang sama, Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan tidak membantah jika kenaikan tarif cukai yang eksesif tahun ini dapat berdampak pada peningkatan rokok ilegal.
Data Ditjen Bea Cukai menyatakan sepanjang tahun ini secara total sudah melakukan tindakan terhadap barang ilegal sebanyak 14.308 ribu kasus, yang sebanyak 41,20 persen atau 5.894 kasus di antaranya berasal dari rokok ilegal, dengan jumlah kerugian negara mencapai Rp12 triliun.
Baca Juga: Gara-gara Bintang, Anggota DPR Tina Toon Digugat Rp10 Miliyar
Realisasi tersebut tumbuh pesat dibandingkan tahun 2020 yang lalu. Tingkat rokok ilegal terhadap total produksi rokok legal pun terus berada dalam tren naik dari sebesar 3,03 persen pada tahun 2019 menjadi 4,86 persen pada tahun 2020.
Terkait hal tersebut, Direktur Teknis dan Fasilitas Cukai Nirwala Dwi Heryanto mengatakan, sudah banyak menerima permohonan untuk tidak menaikkan tarif cukai tahun depan.
Namun dia mengatakan keputusan tersebut masih akan terus dibahas dan dirumuskan secara mendalam. Dia mengatakan pihaknya akan terus melakukan komunikasi mendalam dengan para pelaku IHT terkait tarif cukai.
