"Keluarga pasien ini melapor sempat ditawari plasma konvalesen oleh seseorang saat dia sangat membutuhkan dengan membayar sejumlah uang. Tapi setelah dibayar, orang tersebut menghilang," ungkap Edi Purwinarto dikutip Jumat, 30 Juli 2021.
Baca Juga: Viral Beredar Video Skandal Ciuman Mirip Zahra dan Okin di Medsos, Cuitan Twitter Seret Rachel Venya
2. Pelaku Manfaatkan Medsos
Untuk mendapatkan plasma konvalesen, keluarga pasien kerap membuat pengumuman yang disebarkan melalui media sosial atau grup-grup di aplikasi Whatsap. Hal ini yang sering dimanfaatkan pelaku penipu.
Mereka menghubungi keluarga pasien untuk menawarkan plasma konvalesen. Mereka juga menyertakan kontak yang bisa dihubungi.
Dari sana, penipu memanfaatkan kesempatan. Penipu berupaya mengontak dan menawarkan plasma konvalesen yang dianggap sesuai dengan permintaan.
3. Satu Kantung Plasma Konvalesen Rp 20 Juta
Selain modus penipuan melalui telepon, terdapat juga laporan soal beredarnya pesan berisi brosur yang menawarkan plasma konvalesen dengan harga yang fantastis.
Satu kantong plasma darah, ditawarkan ditawarkan seharga Rp 20 juta.