ZONA SURABAYA RAYA - Juru Bicara Kemenkes, dr. Mohammad Syahril mengatakan XBB merupakan subvarian dari Omicron yang memiliki kemampuan penularan yang cepat. Namun, belum semua provinsi melaporkan kasus subvarian ini.
Kementerian Kesehatan (Kemekes) meminta masyarakat menguatkan protokol kesehatan.
Penguatan protokol kesehatan tersebut meliputi menggunakan masker, menghindari kerumunan, mencuci tangan, dan melakukan tes jika mengalami tanda dan gejala COVID-19.
"Segera juga lakukan booster, untuk mengurangi kesakitan dan kematian akibat Covid-19," kata Juru Bicara Kemenkes, dr. Mohammad Syahril.
Hal tersebut diungkapkan pasca Kemenkes RI menyatakan kasus Covid-19 subvarian XBB sudah terdeteksi di sejumlah wilayah tanah air.
Saat ini, varian baru virus Corona itu tercatat ada 48 kasus.
"Sudah ada 48 kasus. XBB adalah mutasi dari BA.2 dan BA.2.75. Transmisinya memang lebih cepat dibanding dengan BA.5. Namun, tidak ada data yang menunjukkan tingkat keparahan yang lebih tinggi daripada varian Omicron lain," jelas Syahril saat konferensi virtual, pada Kamis 10 November 2022.
Gejalanya pun lebih ringan ketimbang BA.4 dan BA.5. Meski kebanyakan pasien menjalani isolasi mandiri, tapi yang dirawat pun ada.
Sejauh ini, pasien XBB kebanyakan berasal dari kelompok usia dewasa.
Baca Juga: Kabar Baik Vaksin Covid-19 Diklaim Efektif Atasi Varian XBB, Namun Ada Tapinya
Sementara pada kelompok anak-anak, Syahril mengungkapkan jumlahnya hanya sedikit.
Adapun upaya yang masih dilakukan untuk mencari kasus XBB adalah sekuensing pada orang-orang yang dirawat baik di isolasi maupun di ICU.
"Ini dilakukan untuk membuktikan apa betul-betul sakit karena XBB atau bukan," ujarnya
Dengan adanya subvarian XBB ini, Syahril mengingatkan bahwa Indonesia belum betul-betul aman dari pandemi COVID-19.***