Bukan Pertanda Mistis, Telinga Berdenging Bisa Jadi Gejala Covid-19

11 Februari 2022, 06:00 WIB
Ilustrasi telinga berdenging /Pixabay/Ulrike Mai

 

ZONA SURABAYA RAYA - Banyak masyarakat yang menghubungkan kondisi ketika telinga berdenging merupakan suatu klenik, atau firasat pertanda tertentu yang diterima secara mistis.

Namun ternyata telinga berdenging merupakan salah satu dari gejala Covid-19, hal ini sesuai dengan penelitian yang diambil dari beberapa sampel pasien Covid-19.

Gejala umum seseorang terinfeksi Covid-19 biasanya mengalami sakit tenggorokan, pilek, dan batuk. Namun, ada suatu gejala yang mungkin tidak diduga sebagai tanda dari penyakit wabah ini.

Seperti dilansir dari laman The Sun, Jumat 11 Februari 2022, salah satu gejala Covid-19 yang tersembunyi dan mengejutkan adalah munculnya suara mendengung, di mana suara ini hanya bisa didengar oleh penderitanya.

Baca Juga: Enam Siswa SMA Negeri 2 Kota Probolinggo Terkonfirmasi Positif Covid-19, Berawal dari Swab Mandiri

Para peneliti di University of Manchester, Inggris menyatakan antara tujuh hingga 15 persen orang dewasa yang dididagnosis dengan Covid-19 melaporkan masalah pendengaran dan keseimbangan.

Kondisi dari gejala tersebut dikenal sebagai tinnitus. Suara dengungan bernada rendah ini disebut bisa memengaruhi sekitar satu dari enam orang yang terinfeksi virus Covid-19.

Suara yang didengar oleh penderita juga bisa termasuk mendesing dan tidak berasal dari sumber luar atau hanya mereka yang menyadarinya. Kondisi ini disebut bisa sangat membuat frustrasi.

"Ini sering dikaitkan dengan insomnia dan dapat berkontribusi pada masalah kesehatan mental, seperti kecemasan, stres, dan depresi," ujar Manajer Pelatihan untuk ReSound North-West Europe, Katie Ogden.

 Baca Juga: Jelang Lawan Persebaya, Beredar Info Persela Diguncang 'Drama Covid-19', Benarkah Salah Ketik?

Kevin Munro, profesor di bidang audiologi di University of Manchester menjelaskan kemungkinan virus menyerang dan merusak sistem pendengaran. Ia juga menuturkan bahwa di sisi lain, tekanan mental dan emosional dari pandemi mungkin menjadi pemicunya.

"Tetapi kita perlu berhati-hati ketika menafsirkan temuan ini karena tidak selalu jelas apakah penelitian melaporkan gejala yang ada atau baru," jelas Munro.***

Editor: Timothy Lie

Sumber: The Sun

Tags

Terkini

Terpopuler