Kecelakaan di Tol, Ini Profil Kiai Miftachul Akhyar yang Kelola Pesantren di Surabaya hingga Jadi Ketum MUI

12 Agustus 2021, 14:49 WIB
KH Miftachul Akhyar. /NU Online

ZONA SURABAYA RAYA - Mobil yang membawa Ketua Umum (Ketum) Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang juga Rais Aam PBNU, Kiai Haji (KH) Miftachul Akhyar mengalami kecelakaan di Tol Semarang-Salatiga, Jawa Tengah, Kamis, 12 Agustus 2021, sekitar pukul 05.30 WIB. Berikut ini profil Miftachul Akhyar yang merupakan salah satu ulama disegani di Jawa timur (Jatim).

Bagi masyarakat Jawa Timur, sosok Kiai Miftachul Akhyar tidak lah asing. Terutama di kalangan warga Nahdhatul Ulama (NU).

Kiai Miftachul Akhyar tak hanya dikenal sebagai Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sejak 2018 silam. Kiai Miftachul Akhyar juga diketahui Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah di kawasan Tambaksari, Surabaya.

Berikut ini profil Miftachul Akhyar yang mengalami kecelakaan di jalan Tol Semarang-Salatiga.

Baca Juga: Tabrak Truk di Tol Salatiga, Ketum MUI Kiai Miftachul Akhyar Dirujuk ke RS Islam Surabaya, Ini Kronologinya

Dirangkum dari berbagai sumber, Kiai Miftachul Akhyar lahir di Surabaya, 30 Juni 1953. Maka tahun ini, Kiai Miftachul Akhyar berusia 68 tahun.

Saat ini Kiai Miftachul Akhyar menjabat Ketua Umum MUI periode 2020-2025, menggantikan KH. Ma'ruf Amin yang menjadi Wakil Presiden (Wapres) mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Kiai Miftachul Akhyar ditetapkan sebagai Ketua Umum MUI dalam Musyawarah Nasional (Munas) X MUI di Jakarta, Jumat 27 November 2020.

Kyai Miftah saat ini merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah, Surabaya.

Baca Juga: Vaksin Gratis di Surabaya, Malang dan Sidoarjo 13-14 Agustus 2021, KTP Surabaya dan Non Surabaya Bisa Ikut

Dikutip dari laman laudini.id, Kiai Miftachul Akhyar merupakan putra pertama dari tiga bersaudara dari KH Abdul Ghoni, seorang pengasuh Pondok Pesantren Tahsinul Akhlaq, Rangkah, Surabaya.

Ayah Kiai Miftachul Akhyar merupakan karib KH. M Usman al-Ishaqi Sawahpulo saat sama-sama nyantri kepada KH Romli di Rejoso, Jombang.

Kyai Miftah tercatat pernah nyantri di beberapa pesantren ternama. Seperti Pondok Pesantren Tambak Beras, Jomban dan Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan.

Lalu Pondok Pesantren Al-Anwar Lasem, Sarang, Jawa Tengah. Ia juga mengikuti Majelis Ta'lim Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Makki Al- Maliki di Malang, tepatnya ketika Sayyid Muhammad masih mengajar di Indonesia.

Baca Juga: Merindukan Habib Rizieq Shihab, Anisa Bahar : Bukan Berarti Ingin Makar

Dikutip dari laman PWNU Jatim, setelah lama mendalami ilmu agama, Kiai Miftachul Achyar pun mengikuti jejak ayahnya dengan mendirikan Pesantren Miftachus Sunnah di kawasan Tambak Sari, Surabaya pada tahun 1982.

Semula, Kiai Miftachul Achyar hanya menggelar pengajian di rumahnya untuk masyarakat sekitar. Setelah banyak santri datang dari berbagai daerah, Kiai Miftachul Achyar kemudian mendirikan Pesantren Miftachus Sunnah.

Keputusan Kiai Miftachul untuk mendirikan pesantren di kediaman peninggalan kakeknya itu juga didasari alasan khusus. Tempat pesantren itu berdiri, yakni kampung Kedung Tarukan, sebelumnya lama dikenal sebagai kawasan yang tidak ramah dengan dakwah ulama.

Di Nahdlatul Ulama, Kiai Miftachul Achyar juga menjalani karier organisasi cukup panjang. Ia pun memegang sejumlah posisi penting di Ormas Islam terbesar di Indonesia tersebut, sejak dari tingkat pengurus cabang.

Baca Juga: Kebakaran di Kampung Padat Penduduk, Korban Alami Luka Bakar

Miftachul tercatat pernah menduduki posisi Rais Syuriyah PCNU Surabaya (2000-2005), Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur (2007-2013 dan 2013-2018), dan Wakil Rais Aam PBNU (2015-2020).

Posisi yang terakhir hanya ditempatinya sampai September 2018 karena dia ditunjuk menjadi Rais Aam PBNU, juga untuk menggantikan KH Ma'ruf Amin yang saat itu mundur setelah resmi ikut Pilpres 2019.

Menariknya, Kiai Miftachul Achyar pernah sorotan media karena menjadi salah satu saksi ahli dalam sidang kasus penistaan agama yang menjerat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Saat itu, Ahok masih Gubernur DKI Jakart. Sekarang Ahok menjadi komisaris utama PT Pertamina,

Dalam persidangan pada 21 Februari 2017, Miftachul Achyar menyatakan Ahok ceroboh saat mengutip isi Al-quran surat Almaidah ayat 51 sehingga menimbulkan polemik di masyarakat.

Baca Juga: Cara Aktifkan Autentikasi 2 Langkah di Facebook, Instagram dan WhatsApp, Biar Akun Anda Aman dari Peretasan

Berikut ini jejak Kiai Miftachul Akhyar di NU dan MUI:

  • Rais Syuriah PCNU Surabaya (2000-2005)
  • Rais Syuriah PWNU Jawa Timur pada Tahun 2007-2013, 2013-2018
  • Wakil Rais Aaam PBNU tahun 2018-2020
  • Ketua Umum MUI periode 2020-2025.***

Editor: Ali Mahfud

Sumber: NU Online Laduni.id

Tags

Terkini

Terpopuler