Gangguan Irama Jantung, Penyebab Pesepeda Ambruk Meninggal Mendadak

- 15 Maret 2022, 16:45 WIB
  Ilustrasi Seorang Pria mengalami Sakit Jantung
Ilustrasi Seorang Pria mengalami Sakit Jantung /Instagram @gizinusantara/

ZONA SURABAYA RAYA - Penyakit Kardiovaskular diduga terjadi pada pesepeda yang tiba-tiba terjatuh dan meninggal dunia di kawasan tanggul lumpur Sidoarjo pada Kamis 3 Maret 2022 silam.

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah di Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) dr Mochamad Yusuf SpJP(K) PhD FIHA FESC FAsCC menjelaskan, sesuai World Health Organization (WHO), penyakit kardiovaskular menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia dengan belasan juta korban tiap tahun.

Kehadirannya seringkali pula tanpa peringatan. Tidak mengherankan jika serangan jantung dan pembuluh darah menjadi momok banyak orang.

“Bicara hal tersebut (kematian seseorang, Red) yang sifatnya mendadak, terutama apabila 1x24 jam atau bahkan 1 jam sebelumnya (keadaan fisik seseorang, Red) tidak bermasalah, seringkali yang dikambinghitamkan adalah sakit jantung,” ujar Yusuf.

Baca Juga: Sakit JANTUNG Bisa Terdeteksi Saat Kamu Rasakan Gejala ini, Jangan Diabaikan

Meski demikian, Yusuf menegaskan bahwa kemungkinan penyebab meninggalnya korban tidak hanya terbatas pada serangan, tetapi juga gangguan irama pada jantung.

Lulusan doktor dari Juntendo University itu menjelaskan bahwa pola hidup dan faktor genetika menentukan tingkat kerentanan individu. Risiko meningkat pada perokok berat, obesitas, hingga kelompok usia paruh baya.

Penyumbatan Tiba-Tiba pada Jantung

Yusuf menyebut, serangan jantung merupakan peristiwa ketika terjadi penyumbatan tiba-tiba pada pembuluh koroner yang berada di jantung. Apabila jantung tidak mendapat mensuplai oksigen yang cukup, akan timbul rasa nyeri pada dada. Nyeri ini juga menjadi gejala gangguan irama jantung.

“Tapi ada sejumlah orang yang angkanya kecil sekali, dimana ia akan mengalami gangguan jantung tanpa (penyumbatan pembuluh) koroner. Sejak awal sudah ada defect (cacat) yang kurang lebih meningkatkan risiko faktor terkena (penyumbatan pembuluh) koroner,” papar praktisi kesehatan di RS Siloam Surabaya tersebut.

Baca Juga: Alami SERANGAN JANTUNG Mendadak, Lakukan Metode ini Sebagai Pertolongan

Keadaan korban yang meninggal ketika bersepeda mengindikasikan individu yang aktif berolahraga. Meski demikian, Yusuf menegaskan bukan berarti olahraga memperparah risiko penyakit kardiovaskular.

Yusuf menjelaskan, olahraga merupakan hal yang dianjurkan secara medis. Namun, tetap harus ada ‘introspeksi diri’.

“Contoh konkritnya, ketika saya mau berolahraga tapi tensi saya 190 atau ketika saya lagi demam, ya, jangan berolahraga. Tapi ketika tidak ada keluhan, tensinya bagus, maka mulailah dengan olahraga ringan dan bertahap,” ujar dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) itu.

Yusuf kemudian memberikan tips menghindari penyakit serupa. Gangguan terhadap jantung dapat diminimalisir dengan tidak merokok serta menghindari konsumsi kolesterol dan gula berlebih.

Olahraga rutin juga dapat meningkatkan kesehatan jantung dan pembuluh darah. Bagi individu yang memiliki risiko penyakit jantung bawaan, Yusuf anjurkan agar menjalani pemeriksaan rutin. ***

Editor: Timothy Lie


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah