Studi Menemukan Mayoritas Orang  Berumur diatas 40 Tahun Memiliki Potensi Penyakit Jantung

29 Maret 2023, 19:15 WIB
Ilustrasi sakit jantung. /Pexels/Los Muertos Crew

 

ZONA SURABAYA RAYA - Penyakit jantung terus merenggut nyawa ratusan ribu orang di seluruh AS setiap tahun.

Faktanya, hampir 700.000 kematian akibat penyakit jantung terjadi pada tahun 2020, menurut laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Mereka yang merokok, memiliki tekanan darah tinggi, kolesterol, diabetes, atau obesitas, serta individu yang mengonsumsi alkohol berlebihan, berolahraga terlalu sedikit, atau makan makanan tidak sehat yang cenderung meningkatkan risiko penyakit jantung.

Baca Juga: Tahukah Anda, Pemanis Buatan ternyata Berpotensi Bahaya bagi Kesehatan Jantung!

Kadang-kadang, indikator awal penyakit jantung dapat berkembang, berfungsi sebagai tanda bahaya bahwa seseorang mungkin berisiko mengalami kejadian seperti serangan jantung, menurut para ahli di Deaconess Health System.

Gejala tersebut dapat berupa kesulitan tidur, kelelahan yang berkelanjutan, gelombang nyeri dada yang datang dan pergi, sesak napas, pusing, atau retensi cairan.

Namun, sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Annals of Internal Medicine telah menemukan bahwa bahkan individu yang bebas gejala dapat memiliki penyakit jantung subklinis, bentuk penyakit jantung asimtomatik yang sangat terampil untuk tak terdeteksi.

Penyakit jantung subklinis muncul tanpa gejala

Para peneliti memeriksa 9.533 orang di Denmark yang berusia minimal 40 tahun dan tidak memiliki gejala atau diagnosis penyakit jantung iskemik.

Lebih dari separuh pasien tidak memiliki indikator penyakit jantung subklinis, sementara 36% pasien ternyata memiliki penyakit jantung non-obstruktif dan 10% memiliki penyakit jantung obstruktif, menurut  HealthDay.

Tim studi menentukan bahwa 10% pasien dengan penyakit jantung obstruktif memiliki risiko serangan jantung delapan kali lebih besar.

Daripada menunggu munculnya gejala penyakit jantung yang lebih meresahkan sebelum mengambil tindakan, para ahli mengatakan penelitian ini menyoroti pentingnya dan perlunya tindakan skrining dini dan mendalam untuk risiko kardiovaskular pasien.

Hal tersebut benar adanya karena pasien dengan penyakit jantung subklinis mungkin tidak menunjukkan indikasi penyakit jantung apa pun pada tes latihan stres standar.

"Computed tomography adalah alat utama yang tersedia saat ini yang memungkinkan kita melihat di bawah permukaan dan mengidentifikasi aterosklerosis (penumpukan plak di arteri) dalam fase subklinisnya," kata ahli jantung Dr. Matthew Tomey kepada HealthDay.

Tomey merekomendasikan pasien mendiskusikan risiko penyakit jantung mereka dengan dokter mereka untuk memutuskan apakah mereka harus melakukan skrining yang lebih komprehensif.

Sebagai tambahan informasi, serangan jantung merupakan suatu kondisi dimana aliran darah yang menuju jantung berhenti sesaat. Hal tersebut menyebabkan sela jantung mati. Umumnya serangat jantung diakibatkan oleh tersumbatnya pembuluh darah.***

Editor: Timothy Lie

Sumber: healthdigest

Tags

Terkini

Terpopuler