Makna Idul Adha: Sejarah, Kisah Saudara Kembar dan Penyembelihan Anak Manusia (Bagian 2 - Habis)

28 Juni 2022, 08:00 WIB
Sejarah dan makna Idul Adha sungguh teramat dalam bagi umat Islam karena melibatkan peristiwa-peristiwa penting pada masa lampau. /PIXABAY/Aamir Mohd Khan

ZONA SURABAYA RAYA - Sejarah dan makna Idul Adha sungguh teramat dalam bagi umat Islam karena melibatkan peristiwa-peristiwa penting pada masa lampau.

Seperti yang sudah di rilis Zona Surabaya Raya sebelumnya tentang sejarah dan makna Idul Adha bagian 1, pada hari Tarwiyah atau tanggal 8 Zulhijah ini, muslim di seluruh kolong jagad di anjurkan keras untuk berpuasa.

Sejarah dan makna Idul Adha dengan Puasa Tarwiyah itu kemudian lebih afdol di lanjutkan dengan Puasa Arafah pada tanggal 9 Zulhijah.

Mengapa? Yaitu untuk memperingati hari ketika Nabi Ibrahim menyadari bahwa mimpinya adalah perintah Allah SWT.

Baca Juga: Sidang Isbat Digelar Pada 29 Juni, Lalu Hari Raya Idul Adha Kapan? Simak Penjelasannya

Memeringati Nabi Ibrahim ketika dia taat, rela, dan ikhlas menunaikan segala perintah Allah SWT.

Kemudian, pada tanggal 10 Zulhijah, Nabi Ibrahim memanggil Ismail. Ibrahim lantas memberitahu sang putra semata wayang tentang mimpi penyembelihan atas perintah Allah SWT.

Baca Juga: Download Font Traditional Arabic, Cocok untuk Desain Ucapan Selamat Hari Raya Idul Adha 2022

Kisah Nabi Ibrahim meminta Ismail agar bersedia untuk di sembelih tercatat dalam Al-Qur'an Surat As-Shaffat ayat 99-113.

Pada ayat 102, Allah SWT berfirman: "Maka tatkala anak itu sampai [pada umur layak] berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: 'Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu?" (QS. As-Shaffat [37]: 102).

Mendengar permintaan sang ayahanda, Ismail tanpa ragu bersedia mengabulkan.

Ismail justru dengan senang hati bersedia di sembelih oleh Nabi Ibrahim, bapaknya sendiri.

Tetapi, pada saat Ibrahim meletakkan pisau di leher sang putra kesayangan - dengan kuasa Allah SWT - Ismail berubah wujud menjadi seekor kambing.

Kisah Nabi Ibrahim yang berniat menyembelih putranya sendiri, Ismail, sering kali di hubung-hubungkan dengan sejarah dan makna ibadah kurban Idul Adha.

Baca Juga: Kamis Besok! Ini Jadwal Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah jelang Idul Adha 2022, Muhammadiyah dan NU

  • Sejarah dan Makna Idul Adha: Kisah saudara kembar

Meski begitu, sejarah dan makna ibadah kurban Idul Adha itu sendiri sejatinya telah di perintahkan oleh Allah SWT jauh sebelum masa Kenabian Ibrahim.

Perintah Allah SWT tersebut terjadi pada masa Nabi Adam AS, nabi pertama umat Islam.

Baca Juga: Ciri-Ciri Hewan Kurban yang Baik untuk Idul Adha 2022 menurut Ustadz Adi Hidayat

Ketika itu, Nabi Adam beserta sang istri, Hawa, selalu mendapat karunia anak kembar laki-laki dan perempuan dari Allah SWT.

Nabi Adam kemudian memerintahkan putra-putrinya untuk saling menikah dengan peringatan keras yaitu dilarang menikah dengan saudara kembarnya.

Putra-putri kembar Adam-Hawa yang paling tua adalah Qabil dan Iqlima. Kemudian Siti Hawa melahirkan Habil dan saudari kembarnya.

Oleh Adam, Habil di perintah untuk menikahi Iqlima dan Qabil sebaliknya.

Namun, Qabil enggan menerima perintah dari orang tuanya. Dia sangat ingin menikahi saudari kandung sekaligus saudari kembarnya sendiri, Iqlima.

Lantaran Adam tak ingin terjadi perselisihan lebih lanjut, Adam kemudian berdoa meminta petunjuk dari Allah SWT.

Baca Juga: Idul Adha 2022 Tanggal Berapa? Muhammadiyah dan NU Berpotensi Berbeda

Oleh Allah SWT, Adam kemudian di perintahkan untuk memerintahkan dua putranya, yang antara lain Qabil dan Habil, berkurban.

Kurban mana yang akan di pilih oleh Allah SWT, mala dialah yang punya hak untuk menikahi Iqlima.

Baca Juga: Jelang Idul Adha 2022, Simak Penjelasan Hukum Menjual Kulit dan Daging Kurban Hasil Pemberian

Qabil sendiri mempunyai pribadi atau watak yang culas serta pemalas.

Dia hanya mengumpulkan hasil pertanian dan kebunnya yang busuk untuk dipersembahkan kepada Allah SWT.

Sedangkan Habil, adalah seorang yang rendah hati sekaligus pekerja keras.

Dia mempersembahkan kambing terbaiknya kepada Allah SWT.

Allah SWT pun memilih kurban yang di persembahkan oleh Habil yang berupa hewan ternak.

Mengetahui Allah SWT lebih memilih kurban Habil, Qabil yang sakit hati lantas marah dan membunuh adiknya, Habil, dengan memukulnya dengan batu berkali-kali.

Baca Juga: Jelang Idul Adha, Pakar UGM Paparkan Pilih Hewan Korban Aman Ditengah PMK

Usai peristiwa pembunuhan pertama di dunia itu, Qabil lantas menculik Iqlima untuk kawin lari.

  • Hikmah Idul Kurban

Kembali ke sejarah dan makna Idul Adha, meski sejarah kurban ini jejaknya bisa terlacak hingga jauh ke masa Nabi Adam, dasar dari perintah berkurban adalah peristiwa kepatuhan Nabi Ibrahim kepada Allah SWT.

Meski begitu, dua kisah sejarah Nabi Ibrahim dan Nabi Adam ini tetap punya makna Idul Adha yang sama.

Makna Idul Adha adalah kurban terbaik untuk di persembahkan kepada Allah SWT adalah kurban harta yang paling di cintai oleh manusia. ***

Gambar oleh Aamir Mohd Khan dari Pixabay

Editor: Rangga Putra

Tags

Terkini

Terpopuler