Apa Itu Fidyah? Siapa yang Wajib Menunaikan, Cara Menghitung, Keutamaan dan Makna Ramadhan

- 13 Maret 2023, 13:09 WIB
ILUSTRASI: Membayar fidyah.
ILUSTRASI: Membayar fidyah. /Pixabay.com/truthseeker08/

ZONA SURABAYA RAYA - Puasa selama Ramadhan adalah aspek iman yang penting dan memuaskan.

Puasa itu adalah rukun Islam keempat dan merupakan tindakan ibadah yang berat.

Karena itu, Allah mengizinkan umat Islam yang tidak dapat menyelesaikan puasa karena keadaan di luar kendali mereka untuk mengkompensasi puasa.

Tindakan untuk mengganti puasa yang terlewat dikenal sebagai 'Fidyah'.

Baca Juga: 4 Bentuk Sumbangan Terpenting dalam Islam selama Bulan Ramadhan sesuai Al-Qur'an dan Hadist

Fidyah adalah pembayaran wajib yang harus dilakukan umat Islam jika mereka tidak dapat berpuasa karena alasan yang masuk akal dan tidak akan dapat melakukan puasa di kemudian hari.

Menurut hukum Islam, seseorang harus menggunakan Fidyah untuk menawarkan dua kali makan bagi orang yang membutuhkan untuk setiap puasa yang mereka tinggalkan selama bulan Ramadhan.

Baca Juga: 4 Kutipan Terbaik Ramadhan 2023 dari Hadist yang Bikin Hati setiap Muslim Mantap Berpuasa!

Arti Fidyah

Fidyah adalah persembahan makanan untuk membantu mereka yang membutuhkan.

Sedekah itu dilakukan sebagai ganti puasa yang ditinggalkan seseorang karena sakit atau tua di bulan Ramadan.

Fidyah hanya diterima untuk puasa yang benar-benar terlewatkan dan bukan karena sengaja meninggalkan hari puasa.

Pentingnya Fidyah

Selain mengganti puasa yang terlewat, Fidyah membantu masyarakat.

Persembahan makanan dan uang membantu keluarga miskin di seluruh dunia.

Jadi, meskipun seseorang tidak dapat berpuasa karena sakitnya, Allah memberikan penghargaan atas kontribusinya kepada masyarakat.

Baca Juga: Allahumma Ballighna Ramadhan Artinya Apa? Ini Makna Doa Bertemu Bulan Puasa yang Viral!

Oleh karena itu, seseorang harus memahami esensi Fidyah dan berdonasi kepada masyarakat untuk meningkatkan keimanan mereka selama Ramadhan.

Siapa yang bisa membayar Fidyah?

Fidyah hanya dibayarkan oleh seseorang yang tidak mampu berpuasa selama Ramadhan, tidak bisa mengqodo puasa pada waktu lain, dan kecil kemungkinannya untuk mendapatkan kembali kemampuan mengqadha puasa.

Baca Juga: Tarhib Ramadhan Artinya Apa? Berikut adalah Pengertian, Makna dan Contoh-Contoh Amalan

Seorang individu harus memenuhi ketiga persyaratan tersebut; jika tidak, fidyahnya menjadi batal.

Muslim harus mengganti puasa yang terlewat dalam kasus lain.

Orang-orang yang memenuhi syarat untuk membayar Fidyah karena tidak berpuasa:

  1. Wanita hamil
  2. Orang yang menderita penyakit jangka panjang
  3. Orang yang sakit untuk waktu yang singkat selama Ramadhan
  4. Orang-orang dalam pengobatan
  5. Muslim di atas usia 65 tahun

Bagaimana Fidyah bekerja?

Fidyah pada dasarnya bermuara pada memberi makan satu orang miskin untuk mengganti puasa hari itu.

Saat memilih makanan, perlu diingat bahwa itu harus dikenal dan dikonsumsi secara luas, daripada menjadi hal baru yang mungkin sulit untuk disesuaikan oleh penduduk setempat.

Baca Juga: Begini Doa Menyambut Bulan Suci Ramadhan 1444 H, Latin dan Artinya dari Ustadz Adi Hidayat sesuai Hadist

Besaran Fidyah sebelumnya ditetapkan sebagai bekal berupa biji-bijian atau gandum yang ditimbang dengan dua alat takar, yang dinyatakan dan diterapkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam riwayat kenabian.

Alat pertama adalah Sa', wadah kecil yang menampung 4 genggam ganda biji-bijian, dan alat kedua adalah Mudd, yang berisi satu genggam ganda biji-bijian.

Baca Juga: Doa-doa Istimewa di Malam Nisfu Syaban, Mulai Pengampunan hingga Pembuka Rezeki: Arab, Latin dan Terjemahan

Cara menghitung Fidyah

Besarnya Fidyah diyakini sama dengan satu Sa', setengah Sa', atau satu Mudd.

Sa' dan Mudd adalah instrumen dengan ukuran volume biasa yang berasal dari periode Nabi Muhammad (SAW) tetapi tidak lagi digunakan.

Akibatnya, perhitungan Fidyah hari ini didasarkan pada perkiraan terjemahan dari jumlah kontribusi biji-bijian dari ukuran ini ke gram/kilogram.

Meskipun ada perbedaan dalam berat ekuivalen yang tepat, berikut adalah dua perhitungan yang paling sering diajukan:

Mudd (1 genggam telapak) = 0,650 kg dan 0,675 kg
Half A Sa' (2 Segenggam telapak ganda) = 1,3 kg dan 1,35 kg
Sa' (4 Segenggam telapak ganda) = 2,6 kg dan 2,7 kg

Mata uang lokal

Dimungkinkan juga untuk membayar nilai Fidyah dalam jumlah mata uang.

Baca Juga: Kapan Malam Nisfu Syaban 2023? Ini 7 Amalan dan Doa agar Semua Dosa Dihapus dan Mendapat Pertolongan

Jumlah yang dibayarkan dalam mata uang harus sama dengan takaran makanan yang dibutuhkan.

Dan dana tersebut akan digunakan untuk membeli makanan yang dapat dibagikan kepada orang-orang yang kurang mampu.

Baca Juga: Bagaimana Pandangan Islam Menggunakan Mahar Kucing Saat Akad Nikah? 

Jumlah ini bervariasi di setiap negara, berdasarkan berbagai kriteria seperti mata uang dan nilai pasar makanan pokok.

Rumus matematika: Secara individual, jumlahnya dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

Jumlah Puasa yang Terlewatkan x Harga Pangan (KG) = Jumlah Fidyah yang Harus Dibayar.

Alasan terbaik untuk membayar Fidyah

1. Melayani orang yang membutuhkan

Membayar Fidyah membantu orang yang membutuhkan.

Ini menyiratkan bahwa Fidyah seseorang akan berdampak signifikan pada kehidupan seseorang yang tidak memiliki akses ke makanan yang layak dan bergizi selama Ramadhan.

2. Membayar Fidyah Ramadhan bisa jadi buka puasa seseorang

Banyak Muslim lebih suka menunggu sampai Ramadhan dimulai sebelum memberikan sumbangan, bahkan ada yang ingin menunggu hingga sepuluh hari terakhir.

Baca Juga: Bulan Suci Ramadhan 2023 Kurang Berapa Hari Lagi Ya? Ini Jawaban dari Muhammadiyah dan NU

Selanjutnya, segelintir orang menunggu sampai Laylatul-Qadr untuk menerima hadiah terbesar atas sumbangan mereka.

Namun, itu tidak sesuai dengan cara donasi Islam. Memberi Fidyah di awal bulan Ramadhan lebih utama daripada menunda zakat sampai setelah Ramadhan.

Baca Juga: Shalat Tarawih di bulan Ramadhan, Shalat Untuk Mensucikan Diri dari Dosa-dosa

Selain itu, memberikan Fidyah lebih awal memastikan bahwa itu dapat diubah menjadi buka puasa untuk seseorang di hari-hari akhir Ramadhan.

Di mana untuk membayar Fidyah?

Sebelumnya, Fidyah dikelola oleh individu dan dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan dalam kelompok dan lingkarannya.

Berbagai lembaga, dan platform kini membantu proses pencairan Fidyah.

Ini telah membantu dalam pengorganisasian dan distribusi Fidyah sesuai tuntutan populasi dunia modern.

Selain itu, seiring bertambahnya populasi Muslim, lembaga-lembaga ini memastikan bahwa Fidyah menjangkau pihak-pihak yang tepat di seluruh dunia dan seluruh komunitas Muslim global termasuk dalam proses tersebut.

Allah SWT menyebutkan dalam Al-Qur'an:

Baca Juga: Tausiah Isra Miraj: 4 Pelajaran Penting dari Perjalanan Malam Nabi Muhammad SAW di Bulan Rajab

“Berpuasalah pada hari-hari tertentu, tetapi jika salah seorang di antara kalian sakit atau dalam perjalanan, maka pada hari-hari lain sesudahnya. Bagi mereka yang hanya bisa berpuasa dengan susah payah, ada cara untuk memberi kompensasi - memberi makan orang yang membutuhkan. Akan tetapi barangsiapa berbuat baik menurut kemauannya sendiri, itu lebih baik baginya, dan puasa itu lebih baik bagimu jika saja kamu mengetahui”. – Alquran 2:184

Sumbangan Fidyah dapat memberikan dampak yang luar biasa pada kehidupan individu yang paling rentan dan membutuhkan di dunia.

Baca Juga: Kapan dan Apa Makna Isra Miraj bagi Umat Islam? Semuanya Terangkum dengan Indah dalam Al-Qur'an

Umat Islam dapat memberikan makanan berbuka dan sahur yang bergizi kepada orang-orang ini melalui Fidyah untuk puasa yang terlewatkan.

Selanjutnya, seseorang tidak boleh menghilangkan puasa dengan sengaja karena itu adalah salah satu dari lima rukun Islam. ***

Editor: Rangga Putra

Sumber: Kemenag


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x