Hamburan Rayleigh yang terjadi ketika gerhana bulan sama seperti ketika Matahari maupun Bulan tampak berwarna saat berada di ufuk rendah dan langit yang memiliki rona jingga ketika Matahari terbit maupun terbenam.
Spektrum dengan panjang gelombang lebih pendek, biru dan hijau dihamburkan ke angkasa lepas, sedangkan spektrum dengan panjang gelombang lebih panjang merah, jingga dan kuning seperti pengamat.
Selain itu, saat gerhana, tidak ada cahaya matahari yang dapat dipantulkan oleh Bulan sebagaimana saat fase Bulan Purnama.
Gerhana dapat berwarna menjadi lebih kecokelatan bahkan hitam pekat jika partikel seperti debu vulkanik ikut menghamburkan cahaya.
Dampak dari Gerhana Bulan Total bagi kehidupan manusia adalah pasang naik air laut yang lebih tinggi dibandingkan dengan hari-hari biasanya ketika tidak terjadi gerhana, Purnama maupun Bulan Baru.
Gerhana Bulan Total yang dapat diamati di Indonesia untuk satu dekade berikutnya akan terjadi pada 8 September 2025, 3 Maret 2026, Malam Tahun Baru 2029, 21 Desember 2029, 25 April 2032 dan 18 Oktober 2032.***