Kisah Arema FC Mencari Aremania Probolinggo di Kanjuruhan Malang Hingga Diangkat Menjadi...

- 14 Oktober 2022, 11:10 WIB
Rusdi salah satu pemuda Aremania yang tak mau pulang menanti kedatangan sang teman yang tewas dalam Tragedi Kanjuruhan.
Rusdi salah satu pemuda Aremania yang tak mau pulang menanti kedatangan sang teman yang tewas dalam Tragedi Kanjuruhan. /Twitter/AremaIDN/samlion1987/

ZONA SURABAYA RAYA - Aremania Probolinggo, yang terlantar di Kanjuruhan Malang mendapat perhatian penuh dari Arema FC.

Arema FC memberikan perhatian kepada Muhammad Rusdi asal Probolinggo yang menjadi salah seorang pendukungnya yang telantar pascatragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.

Aremania Probolinggo itu terlantar di Kanjuruhan Malang, pasca Tragedi Kanjuruhan Malang pada 1 Oktober 2022 lalu.

Rusdi Aremania Probolinggo itu tidak pulang alias terlantar di Stadion Kanjuruhan Malang, karena menunggu keajaiban untuk bisa pulang bersama 3 rekannya yang meninggal dunia.

Baca Juga: Aremania Asal Probolinggo Menunggu 3 Temannya Yang Meninggal Pasca Tragedi Kanjuruhan Malang, Dia...

Baca Juga: Siapa Irjen Pol Teddy Minahasa yang Ditangkap Kasus Narkoba? Ini Rekam Jejak Polisi Terkaya hingga Kapolda

Mendapat informasi itu, Arema FC langsung mendatangi Stadion Kanjuruhan Malang untuk mencari Rusdi asal Kecamatan Krucil Kabupaten Probolinggo ini.

Menurut Asisten pelatih Arema FC Kuncoro, Arema baru mengetahui pemuda 17 tahun asal Probolinggo itu telantar di area Stadion Kanjuruhan sejak dua hari lalu melalui media sosial.

"Saat dicari, awalnya tidak ditemukan. Tapi kemudian semalam mendapat kabar bahwa yang bersangkutan diantar kawan-kawan Aremania ke pondok. Saya kemudian mengajak pemain untuk menemuinya," kata Kuncoro di Kabupaten Malang.Kuncoro mengaku terenyuh saat mendengar cerita Rusdi yang enggan pulang ke Probolinggo tersebut, apalagi informasi yang dia terima menyebutkan Rusdi anak yatim piatu.

Namun, akhirnya dia lega karena Rusdi setuju tinggal di Pondok Pesantren Darul Mustofa di Malang Selatan.

Baca Juga: Belajar dari Tragedi Kanjuruhan Polri Bakal Susun Aturan Pengamanan Liga Sepakbola Indonesia

Sejumlah pemain menemui Rusdi, diantaranya kapten tim Johan Ahmat Farizie dan Jayus Hariono.

"Bagi kami, Rusdi sosok yang luar biasa. Ia bukan orang Malang, tapi mau ke Malang untuk melihat Arema FC," kata Kuncoro.

Dia menambahkan, Arema FC akan memastikan klub akan terus membantu Rusdi, bukan hanya untuk saat ini saja,  tetapi juga untuk kelanjutan hidupnya di kemudian hari.

"Kami upayakan untuk membantunya, tidak hanya saat ini. Karena bagi kami, ia sudah menjadi bagian dari keluarga Arema FC," kata Kuncoro.

Rusdi menceritakan bahwa dia berangkat ke Malang untuk menonton pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya bersama kedua temannya.

Namun, ketiga rekannya turut menjadi korban dalam Tragedi Kanjuruhan yang merenggut 132 nyawa tersebut.

Ia sempat akan pulang ke Probolinggo, namun kemudian mengurungkan niatnya untuk pulang ke Probolinggo.

"Saya berangkat bersama teman, namun teman saya sudah tidak ada semua. Saya tidak berani pulang. Teman-teman saya sudah tidak ada," kata dia.

Perlu di ketahui, pada Sabtu 1 Oktober 2022, terjadi kericuhan usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya yang berakhir  2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.

Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk area lapangan.

Kerusuhan semakin membesar ketika flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya.

Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau mereka hingga akhirnya menggunakan gas air mata.

Akibat kejadian itu, 132 orang dilaporkan meninggal dunia akibat patah tulang, trauma di kepala dan leher dan asfiksia atau kadar oksigen dalam tubuh berkurang.

Selain itu, ratusan orang mengalami luka berat dan ringan dalam tragedi Kanjuruhan Malang itu.***

Editor: Timothy Lie

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x