Audiensi dengan Satgas COVID-19 Surabaya, Aliansi Madura Perantauan: Dulu tak Percaya Corona, kini sudah Sadar

- 17 Juni 2021, 18:51 WIB
Audiensi Pemkot Surabaya dengan Gerakan Selamatkan Jatim (GAS) di gedung Humas Pemkot Surabaya
Audiensi Pemkot Surabaya dengan Gerakan Selamatkan Jatim (GAS) di gedung Humas Pemkot Surabaya /Zona Surabaya Raya/Byta Indrawati

ZONA SURABAYA RAYA - Gerakan Selamatkan Jatim (GAS) menilai telah terjadi diskriminasi pada penyelenggaraan penyekatan dan screening di kaki Jembatan Suramadu.

Para perwakilan GAS pun menemui perwakilan Satgas Covid-19 Pemerintah Kota Surabaya, dengan menggelar audiensi bersama Madura Asli (Madas) di gedung Humas Pemkot Surabaya.

"Diskriminasi yang dimaksud ini sebenarnya bukan ras, tapi diskriminasi kebijakan yang diajukan Pemkot Surabaya," ungkap Wakil Sekretaris Satgas Percepatan Penanganganan Covid-19, Irvan Widyanto, Kamis 17 Juni 2021.

Baca Juga: HUT Persebaya ke-94 di Tengah Pandemi, Koordinator Green Nord 27 dan Dirigen Bonek himbau Bonek Menahan Diri

Irvan menegaskan, kebijakan itu adalah upaya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Pasalnya, ia menilai masyarakat tidak bisa lepas dari Testing, Tracing dan Treatment.

"Pak Wali Kota juga sudah berkoordinasi melalui bu Gubernur, Pangdam, Kapolda sama Bupati Bangkalan sendiri," ujarnya.

Dia menyebut, bahwa Dinas Kesehatan Surabaya sudah ada percepatan. Seperti, tes swab antigen cukup menunggu dengan kisaran waktu 15 menit. Begitu pun dengan PCR, hanya menunggu beberapa jam. Bahkan, pihak Pemkot pun juga akan melakukan evaluasi.

Audiensi Pemkot Surabaya dengan Gerakan Selamatkan Jatim (GAS).
Audiensi Pemkot Surabaya dengan Gerakan Selamatkan Jatim (GAS).

Sementara itu, Bob Hasan selaku ketua GAS menyatakan, bahwa pihaknya juga meminta pada Pemkot Surabaya untuk mengutamakan para pedagang dan pelaku UMKM yang berangkat dari Madura ke arah Surabaya.

Halaman:

Editor: Gita Puspa Ningrum


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah